Kembali ke Korea di Tengah Wabah Corona (Bagian Kedua: Menjadi Mahasiswa Baru Seoul National University)

0
5595
Suasana di gerbang utama Seoul National University saat wisuda Februari 2020. (Dok. Pribadi)

Dalam beberapa minggu terakhir, mungkin kita sudah tidak asing lagi dengan istilah #workfromhome, #stayathome, #studyfromhome dan sejenisnya. Kali ini, Alvin akan membagikan pengalamannya  #studyfromhome di Korea Selatan. Seperti apa pengalamannya dan apa saja tips dari Alvin? 

***

Bulan Maret tahun 2020 akan jadi salah satu masa paling berkesan bagi saya, karena pada masa itulah kesempatan melanjutkan studi magister akhirnya tersedia. Sebelumnya selama tujuh tahun, tugas-tugas jurnalistik di lapangan dan meja kerja menjadi bagian utama kehidupan pasca lulus sarjana. Kesempatan melanjutkan studi master di Korea Selatan, hadir di tengah keleluasaan menemani istri menyelesaikan pendidikan doktoralnya di Seoul National University (SNU), almamater yang juga menjadi tempat saya memulai petualangan pasca sarjana. Euforia tentu muncul setelah sekian lama meninggalkan geliat perkuliahan, saat tenggat penugasan bukan lagi terdesak jadwal ketat siaran tapi mengalahkan godaan prokrastinasi nikmatnya rebahan, saat rentetan tuntutan bacaan hadir dari profesor dan tutor, bukan lagi dari keinginan pemimpin redaksi dan produser eksekutif yang senantiasa menagih kebaruan referensi.

Tapi euforia tak berlangsung lama karena saya kembali ke Korea di tengah wabah virus korona (Covid-19). Saat membuka akun e-mail baru dengan domain universitas, pesan pertama yang hadir adalah ucapan selamat datang dari Presiden (Rektor) Seoul National University. Tapi ucapan selamat ini diikuti dengan permintaan maaf karena untuk pertama kalinya tak ada sambutan langsung Presiden kepada para mahasiswa baru sejak SNU pindah ke kompleks kampus terintegrasi di Gwanak tahun 1975. Bagi mahasiswa pasca sarjana yang sudah sempat alami keriuhan kampus di masa orientasi  sarjana mungkin bisa lebih maklum. Tapi simpati memang harus diberikan kepada mahasiswa baru tingkat sarjana yang ekspektasi euforianya pasti luar biasa bertabrakan dengan kekecewaan tak bisa bertemu dengan teman-temannya yang baru. Apalagi juga SNU adalah salah satu kampus dengan keketatan tertinggi dalam hal penerimaan mahasiswa baru. Skor Korea Scholastic Ability Test atau Suneung yang harus dimiliki untuk menembus SNU harus ditebus dengan pengorbanan luar biasa, dengan jam belajar yang panjang (perihal seluk beluk Suneung dapat dibaca pada artikel Suneung dan Budaya Belajar Korea Selatan).

Pengumuman pembelajaran jarak jauh di Seoul National University, sebuah kehilangan bagi mahasiswa untuk menghabiskan waktu di kampus saat tengah musim semi (Instagram @snu.official)
Pengumuman pembelajaran jarak jauh di Seoul National University, sebuah kehilangan bagi mahasiswa untuk menghabiskan waktu di kampus saat tengah musim semi. (Instagram @snu.official)

Selain tak bisa bertemu dengan teman-teman baru, konsekuensi dari pandemi Covid-19 adalah ditiadakannya pembelajaran tatap muka. Seluruh perkuliahan dilangsungkan via pembelajaran daring (online) dengan berbagai metode tergantung kebijakan masing-masing profesor dan pengampu mata kuliah. Ada yang memilih melangsungkan pembelajaran secara langsung (live teleconference) lewat aplikasi Zoom atau ada juga profesor yang memilih menyediakan video pembelajaran mandiri (video-on-demand) sebagaimana lazim di situs atau aplikasi pembelajaran semisal Coursera. Tantangan lebih tentu akan dihadapi oleh teman-teman di rumpun ilmu sains, teknik atau medis yang membutuhkan praktek laboratorium atau konsultasi tatap muka. Setiap tantangan ini memang harus dientaskan oleh masing-masing program studi.

Apabila memang tak ada jalan lain selain pembelajaran tatap muka, beberapa protokol kesehatan harus dilalui saat beraktivitas di kampus. Protokol paling umum adalah setiap civitas kampus harus mengenakan masker setiap masuk gedung baik sekali pun tengah dalam kondisi sehat. Pengenaan masker sendiri bukan hal asing di Korea Selatan, tanpa ada pandemi pun mengenakan masker adalah norma sosial bagi masyarakat Korea Selatan saat berada di ruang publik karena ini menyangkut konformitas (kenyamanan) sosial. Selain masker, di beberapa gedung dengan lalu lintas pengunjung tinggi disiapkan pula kamera pemantau suhu tubuh di pintu masuk. Misalnya saja di perpustakaan pusat, kafetaria atau gedung pusat kegiatan mahasiswa.

Pemantauan suhu tubuh dengan kamera khusus di kafetaria dan pusat kegiatan mahasiswa SNU. (Instagram @snu.official)
Pemantauan suhu tubuh dengan kamera khusus di kafetaria dan pusat kegiatan mahasiswa SNU. (Instagram @snu.official)

Per tanggal 2 April, akhirnya SNU mengumumkan bahwa pembelajaran jarak jauh akan diteruskan hingga waktu yang tak ditentukan. Ini tentu menimbang wabah Covid-19 yang belum dapat dikendalikan sepenuhnya. Bagi beberapa mahasiswa ini tentu makin menyulut kekecewaan lebih lanjut, sampai ada beberapa mahasiswa yang mengajukan petisi untuk pengembalian sekian persen dari biaya perkuliahan. Ada juga anekdot yang menyebutkan kalau SNU telah berganti nama menjadi SCU, singkatan plesetan dari Seoul Cyber University. Teman-teman saya di Graduate School of International Studies sudah saling memanggil sesama teman mahasiswa baru dengan sapaan sayang “Hi, dear my corona friends”. Ya, sudah begini nasib jadi angkatan korona, generasi yang terpilih untuk hadapi pandemi yang selalu datang setidaknya sekali pada setiap abad dan hampir selalu di akhir dekade kedua abad yang baru.

Suasana pembelajaran jarak jauh sehari-hari di kediaman SNU Family House (Dok. Pribadi)
Suasana pembelajaran jarak jauh sehari-hari di kediaman SNU Family House. (Dok. Pribadi)

Menutup pengalaman ini ada beberapa tips pembelajaran jarak jauh yang saya andalkan selama menjalani kehidupan mahasiswa di tengah wabah korona. Pertama, tentu saja amankan peralatan dan kelengkapan teknis semisal laptop, perangkat audio dan jaringan internet. Pada pengalaman saya, ada beberapa profesor yang tidak akan memberikan kesempatan mahasiswa berpartisipasi apabila sering terjadi gangguan teknis yang kita alami. Kedua, tentu saja tidak ada alasan terlambat untuk hadir di kelas, apalagi kita hadir di kelas dari kediaman sendiri. Tipsnya tentu saja sesuaikan aktivitas sehari-hari dengan jam kuliah, semisal jangan begadang apabila ada kuliah pagi hari meski hanya bergeser dari tempat tidur ke meja belajar untuk masuk ke kelas. Ketiga, jauhkan ponsel dan distraksi lainnya. Apalagi aktivitas kita selama perkuliahan tidak dapat dipantau oleh profesor, sehingga etika dan sikap belajar benar-benar bergantung pada kesadaran diri sendiri. Keempat, pelajari semua fitur di aplikasi yang digunakan. Hafal tombol kombinasi pintas (shortcut) juga akan sangat membantu menjalani perkuliahan. Semoga pandemi dapat lekas berlalu, sehat bahagia untuk semuanya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here