Bagaimana Caranya agar Diterima di Harvard University?

59
7749

Sejak saya diterima di Harvard University, pertanyaan yang paling sering saya terima adalah: “Bagaimana caranya agar bisa diterima di Harvard?”.  Salah satu kesulitan saya menjawab pertanyaan ini adalah tentunya tidak ada cara yang bisa otomatis menjamin pelamar diterima di Harvard. Selain itu, karena banyaknya program studi dan tingkatan pendidikan di Harvard University, sulit memberikan jawaban spesifik yang cocok untuk semua program. Karena itu, tulisan ini saya buat untuk dapat memberikan prinsip-prinsip umum yang diharapkan dapat membantu menjawab pertanyaan “Bagaimana caranya agar diterima di Harvard?”. Karena saya kuliah di program Master of Public Administration in International Development, tulisan ini mungkin lebih merefleksikan pengalaman melamar ke program sejenis.

  1. Persiapkan aplikasi secara keseluruhan

Saya sering sekali mendapat pertanyaan: “Nilai GRE-nya berapa, kok bisa diterima di Harvard?”. Atau komentar seperti: “Nilai GRE saya masih kurang, jadi saya belum berani melamar”. Yang selalu ditekankan oleh universitas seperti Harvard adalah mereka mempertimbangkan seluruh aspek aplikasi dalam memutuskan menerima seorang pelamar.  Semua hal, dari IPK (atau nilai rapor), reputasi sekolah asal, nilai GRE, nilai TOEFL, surat rekomendasi, esai aplikasi, profil pelamar, dipertimbangkan. Kita tidak tahu yang mana yang bobotnya lebih besar. Ini berbeda dengan sistem penerimaan mahasiswa di universitas (negeri) di Indonesia di mana satu-satunya penentu diterima atau tidaknya pelamar adalah nilai ujian tertulis.

Karena itu, pelamar ke universitas seperti Harvard perlu mempersiapkan semua aspek dalam aplikasinya sebaik mungkin, jangan hanya fokus untuk mendapatkan nilai tes (GRE, GMAT, TOEFL) yang tinggi, dan jangan takut melamar kalau merasa nilai tes masih kurang. Beberapa sekolah menampilkan data bahwa nilai tes rata-rata pelamar ke sekolah tersebut sangat tinggi. Hal ini wajar, karena universitas-universitas terbaik di dunia akan menarik pelamar yang terbaik pula. Karena sebagian besar pelamar nilai tesnya sudah baik, menurut saya, yang akan menentukan diterima atau tidaknya pelamar adalah komponen aplikasi lain yang dapat membedakan seorang pelamar dari mayoritas pelamar yang lain.

  1. Lupakan mitos-mitos yang tidak mendukung persiapan melamar

Komentar lain yang sering saya terima adalah: “Anak siapa sih, kok bisa diterima di Harvard?”. Atau, “Kemarin rekomendasinya dari presiden, ya?”, atau, “Sudah kenal sama professor di sana, ya?”. Saya tidak mengerti kenapa bisa ada mitos bahwa hanya bisa diterima di Harvard jika ada faktor-faktor X seperti anak orang penting atau rekomendasi diberikan presiden. Universitas seperti Harvard tidak menyebutkan ini sebagai salah satu hal yang mereka pertimbangkan, dan pelamar tidak perlu mengarang teori sendiri tentang bagaimana universitas memilih pelamar. Memusingkan hal ini hanya akan menjauhkan fokus dari hal-hal yang lebih bisa dipersiapkan (seperti menulis esai yang baik, atau belajar untuk tes) dan bisa membuat pelamar urung melamar jika merasa mereka bukan bagian dari segelintir orang yang dekat dengan orang-orang penting. Yang lebih penting lagi, jika pelamar ingin sukses berkuliah di universitas yang baik, sejak melamar perlu memiliki pola pikir bahwa universitas menilai pelamar berdasarkan kualitas pelamar, bukan hal-hal lain yang jauh dari kontrol pelamar, seperti ke dalam keluarga mana dia dilahirkan.

  1. Lakukan riset mendalam tentang program yang ingin dilamar

Dalam semua urusan lamar-melamar, yang menentukan diterima atau tidaknya lamaran adalah cocoknya pelamar dengan yang dicari/dibutuhkan. Untuk tahu pelamar seperti apa yang dicari suatu program, perlu riset. Sumber informasi yang bisa diberdayakan antara lain website universitas, forum online, dan mahasiswa/alumni program yang bersangkutan. Yang perlu diketahui antara lain adalah syarat minimum program (misalnya mata kuliah yang harus sudah diambil), tipe pelamar yang biasanya diterima, kapasitas program studi dan komposisi mahasiswa yang diterima. Kalau suatu program hanya menerima 5 orang mahasiswa internasional setiap tahun, tentu pelamar harus sadar bahwa kemungkinan diterima kecil. Kalau suatu program S2 mensyaratkan sudah harus mengambil tiga mata kuliah kalkulus sewaktu S1, tentu pelamar harus memenuhi syarat ini. Dengan melakukan riset, pelamar bisa mencocokkan profilnya dengan program studi tertentu dan memperkirakan berapa besar kemungkinannya diterima di sana. Riset juga perlu untuk mengetahui pilihan program studi yang sama kelasnya. Jangan sampai, misalnya, tidak tahu universitas apa lagi yang sekelas Harvard di Amerika Serikat, sehingga melewatkan melamar ke universitas-universitas lain yang sama baiknya.

  1. Melamarlah secara strategis ke beberapa sekolah

Seperti halnya melamar pekerjaan atau melamar universitas di Indonesia, pelamar tentu sebaiknya tidak hanya melamar ke satu program studi, untuk memperbesar kemungkinannya diterima. Siswa SMA di Amerika Serikat rata-rata melamar ke lebih dari 6 program S1. Seperti halnya saat SNMPTN, pilihan program studi yang kita lamar harus strategis, untuk memperbesar kesempatan diterima: ada program studi impian, program studi yang kemungkinan menerima, dan program studi yang hampir pasti akan menerima pelamar. Jangan asal melamar, misalnya hanya memasukkan dua aplikasi: satu ke Harvard, satu ke Brandeis University. Masalahnya bukan di Brandeis University, tapi pilihan ini mencerminkan pelamar yang tidak jelas keinginannya: apakah dia menargetkan diterima di universitas sekelas Harvard atau Brandeis? Kalau Harvard, kenapa tidak melamar juga ke universitas lain yang sama bagusnya, misalnya Yale, Princeton, atau Stanford? Apakah yakin kalau hanya memasukkan lamaran ke Harvard pasti diterima? Kalau Brandeis, kenapa tidak sekalian saja melamar ke universitas sejenis, tanpa memasukkan Harvard?

  1. Fokuslah untuk mempersiapkan aplikasi yang baik, terlepas dari biaya sekolah

Universitas-universitas terbaik di dunia memutuskan menerima pelamar terlepas dari kemampuan pelamar tersebut membiayai kuliahnya sendiri. Keputusan apakah seorang pelamar diterima atau tidak di suatu program studi terpisah dari keputusan apakah pelamar tersebut mendapatkan beasiswa. Sebagian universitas-universitas ini juga memberikan banyak beasiswa, terutama untuk pelamar dari negara berkembang. Karena itu, pelamar sebaiknya tidak perlu menunggu kepastian memperoleh beasiswa dari institusi lain sebelum melamar ke suatu program studi. Mendapatkan beasiswa itu penting, tapi jangan sampai menunda melamar ke universitas hanya karena belum mendapatkan beasiswa. Sesudah diterima di universitas, akan semakin banyak beasiswa yang bisa dilamar, atau bahkan universitas akan mengalokasikan beasiswa ke pelamar tanpa perlu memasukkan lamaran. Selain itu juga akan banyak  pekerjaan sampingan penambah penghasilan yang bisa dikerjakan dan sumber-sumber lain yang akan tersedia.

 

Intinya adalah, Anda tidak mungkin diterima di universitas yang baik kalau tidak melamar ke universitas tersebut, karena takut, salah informasi, atau alasan lainnya. Selain itu, untuk memperbesar kemungkinan diterima, Anda harus menggunakan strategi melamar yang baik. Semoga bermanfaat.


BAGIKAN
Berita sebelumyaBefore You Ask
Berita berikutnyaCommunity College for Art/Design Major
Donny Eryastha is a graduate of the Master of Public Administration in International Development program at the Kennedy School of Government, Harvard University. He currently works as the Advisor to the Minister at the Indonesia Investment Coordinating Board. Previously he has worked in both ends of the financial industry: as an investment banker and as a microfinance analyst. He has also worked pro-bono proliferating parliamentary debating among Indonesian youth under a local NGO and the Ministry of National Education. He received his undergraduate degree in finance from the University of Indonesia, where he was awarded the National Best Student award by the Ministry of National Education in 2005.

59 KOMENTAR

  1. Terima kasih untuk informasinya Mas Donny. Sangat bermanfaat sekali, terlebih saya memang tertarik untuk melanjutkan studi di program MPA-ID. 🙂

  2. bagus mas doony tulisannya… saya mau nanya ni kalo dlm hal engineering antara harvard, MIT, sama Standford bgus yg mana yaa?? selain itu ada tdk ya beasiswa ke universitas2 tsb… dan dimana saya bisa dapatkan infonya 😀 thankyou

  3. maaf mau tanya, untuk program pascasarjana di harvard, untuk jurusan manajemen ada prodi apa saja?

  4. terimakasih banyak atas informasinya. insyaallah tahun depan saya ingin coba untuk mengikuti tes harvard

  5. […] Berarti kalau gitu saya harus mempersiapkan ketiganya kalau mau ke sono..:) itung2 nunggu bisa s2 dari kantor, persiapaannya lebih banyak. Nah, apakah saya masih di kantor sekarang kedepannya ?? 🙂 heheehe…galau…melihat prospek kedepan yang cukup strategis kalau uda lulusan HARVARD…bermanfaat banget bagi negara…bawa policy yang baik….ngelihat yg lain juga temen2 kok pada ke PNS ya,, mereka punya visi yang kuat juga loh buat negara…dan pengalaman juga di NGO.. (salah satunya mas yang satu ini http://indonesiamengglobal.com/2012/07/bagaimana-caranya-agar-diterima-di-harvard-university/#) […]

  6. Hallo kak! saya boleh minta e-mail kak donny tidak?saya ingin tanya banyak sekali karna saya msh belum mengerti. saya new user di indonesia mengglobal ini dan setelah menonton di indonesia morning show saya semakin tertarik untuk melanjutkan di harvard university. terimakasih sebelumnya kak!:)

  7. Nice article, kak 🙂
    Saya tertarik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang master di bidang bisnis atau finance.
    Setelah melakukan beberapa riset perguruan tinggi di Amerika (including Harvard) kebanyakan sebenarnya mereka tidak menetapkan minimal GPA ataupun GMAT (CMIIW..hehehe), biasanya hanya menunjukkan data statistik yang menggambarkan profil current student mereka. Nah, oleh karena itu saya ingin menanyakan, kira-kira profil kandidat yang bagaimana sih yang dicari oleh Harvard? apa yang harus saya cantumkan di dalam aplikasi saya untuk istilahnya, menambah “nilai jual” saya sehingga aplikasi saya bisa stand out from the crowd?
    Terima kasih, kak Donny 🙂

  8. Terima kasih mas donny untuk informasinya, sangat menginspirasi dan info nya sangat bermanfaat…semoga saya bisa melanjutkan studi ke harvard,amin

  9. Kak Donny terimakasih sekali atas artikel ini. Ada bberapa poin yg sya missdn akhirnya diingatkan kembali. Saya jd makin semangat, apalagi ada faktor slain nilao yg dapat mnjadi tolak ukur. Salam sukses kak dari calon dubes ini. Amin. 🙂

  10. Keren bnget ka bisa msuk lulusan Harvard, saya msih SMP dn saya ingin skli msuk universitas Harvard tpi sya berpikir, saya rasa sulit sekali untuk msuk ke Universitas trnama itu, slain harus fasih b.inggris kita jga harus mngusai bidang ilmu yg luas.ttpi skrg sya ingin berusaha seperti kaka yg bisa msuk Harvard , sya yakin dimna ad kmauan disitu psti ad jalan :).
    Thanks ka sdh brbagi pengalamannya, sukses selalu 🙂

    • hehhee tergantung dari niat serta usaha kita untuk memenuhi tujuan tersebut.. dan sma sy jg mau masuk dstu.. 🙂

  11. persyaratan beasiswa medical school in university of harvard itu apa saja.dan consultan.nya di indonesia dimana ?

  12. aku juga pengen masuk harvard. aku pengen ngambil program MBA di HARVARD BUSSINES SCHOOL. kak minta emailnya boleh gak? soalnya aku mau tanya lebih banyak ke kakak tentang harvard

  13. kak kalo mau daftar ke program graduate MBA di harvard tu, ijazah s1 kita harus dari bisnis management juga ya?? atau harvard lebih melihat kompetensi kita, bukan ijazah undergraduate kita.. ?cos saya ambil jurusan filsafat di UGM.. mohon bantuanya kak… ini email saya stefanus_ary7@yahoo.com

  14. Wah keren sekali kak sangat menginspirasi

    boleh minta email kakak? saya ingin bertanya terkait beberapa hal.

    Halo, Salam kenal juga semua
    Dari seseorang yang berambisi masuk Harvard Law School 🙂

  15. malam…
    bagaimana dan kapan mengikuti tes harvard??
    saya dengar yang kuliah disana kebanyakan untuk ngelanjutin S2…
    kalau langsung setelah lulus SMA lalu kuliah disana bisa tidak ya?

  16. saya masih kls 2 sma di sekolah negeri saya ingin sekali masuk ke harvard. saya ingin masuk dijurusan kedokteran tapi saya memikirkan biaya sekolah dan hidup disana . kakak disana beasiswa atau biaya sendiri? kalau beasiswa kayak mana dapatin nya. terimaksih, di harvard ada gak jurusan international diplomatic

  17. how much does GPA we have to travel to get into harvard majored in medicine? For Central foundation studies.
    Thanx☺

  18. Hallo kak saya masih sd dan sebentar lagi lulus. Saya ingin banget masuk universitas harvard yang bergengsi di jurusan harvard medical school karena cita cita saya dokter.
    Terima kasih banyak karena sudah berbagi pengalaman
    semoga sukses☺

  19. Malam kak aku mau tanya aku pingin banget kuliah diluar aku baru aja lulus sma tahun ini. Gimana cara daftar nya ya kak? Apa cara2 nya sama seperti sbmptn? Terima kasih kak

  20. Is there any Indonesian who study at HMS or HDMS, or probably alumni of both?
    At least, is there any Indonesian that become student or alumni at school of medicine in Ivy League?

  21. malam.
    makasih kak artikelnya sangat membantu.
    kak aku baru lulus sma, untuk s1 aku msuk internasional program bisnis manajemen di univ swasta di indonesia.

    aku berniat dan berambisi ambil s2 bisnis manajemen di luar negri khususnya harvard. wlopun msih jauh tapi saya mau persiapan mulai dri skrg.
    kak blh minta alamat emailnya biar bisa brkomunikasi?
    ada ga yang sedang atau alumni harvard business school (managment)? klo ada blh minta emailnya?

    mhon di jwb, hehe
    thank you.

  22. Saya sekarang kelas 2 SMA dan sebentar lagi akan menjadi kelas 3 SMA. Saya sangat inging kuliah disana dan saya akan mengejarnya dan sangat berusaha untuk berkuliah disana. Terima kasih kak atas infonya sangat bermanfaat saya berdoa pasti bisa. Amin
    Sukses selalu kak

  23. halo, boleh berbagi email? karena saat ini saya ingin mempersiapkan untuk apply di Harvard Univrsity. Mohon arahannya dan bantuanya. karena sy butuh mentor,
    Terima Kasih 🙂

  24. Kak, jadi yang digunakan itu skor TOEFL aja ya, IELTS ga berguna ya? Minimal TOEFL score berapa ya kak pada Harvard University? hhe

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here