Sepekan di Paris: Pengalaman Qoim Mengikuti Pekan Talenta Ilmiah Muda Frankofoni

0
1054

Prancis, negara ini seringkali diasosiasikan dengan fashion, Menara Eiffel, ataupun klub sepak bola Paris Saint-Germain. Di balik masyhurnya negara di Eropa Barat ini, ada hal-hal yang bisa kita kulik, salah satunya adalah citra budaya ilmiahnya yang baik. Mohammad Qoimam Bilqisthi Zulfikar, kontributor Indonesia Mengglobal mendapatkan kesempatan untuk menjadi salah satu delegasi Indonesia untuk mempelajari budaya sains dan teknologi yang ada di Paris, Prancis. Dalam artikel ini, Qoim membagikan pengalamannya menjelajahi pameran sains di Paris selama sepekan.

 

Setelah terpilih menjadi perwakilan Pekan Talenta Ilmiah Muda Frankofoni (Semaine des Jeunes Talents Scientifiques Francophones) 2018 oleh Kedutaan Besar Prancis di Indonesia melalui Institut Français Indonesia (IFI), saya dan rekan saya, Nurra, berkunjung ke Paris selama sepekan yakni pada 1-7 Desember 2018. Dalam forum itu, saya dipertemukan dengan 43 partisipan lain dari 27 negara di seluruh dunia. Program ini bertujuan untuk mempromosikan budaya ilmiah, sains dan industri serta menjadi wadah dalam bertukar pikiran melalui Universcience di bidang komunikasi ilmiah. Program yang diusulkan bersifat interaktif; menggabungkan kunjungan di dua situs Universcience serta program training oleh pakar Universcience yakni mediator ilmiah, insinyur pameran, jurnalisme ilmiah. Menariknya, saya tak pernah menyangka jika kunjungan ini memberikan prespektif baru mengenai Prancis.

Cité des sciences et de l’industrie, merupakan situs sains pertama yang saya kunjungi. Bangunan ini memiliki cermin raksasa berbentuk bola yang menarik perhatian pengunjung termasuk saya sendiri. Begitu saya memasuki bangunan ini, saya melihat berbagai macam karya sains yang menakjubkan, mulai dari replika “couriosity”, robot NASA yang menjelajah Planet Mars, hingga trainer plane yang menggantung di langit-langit gedung. Selain memanjakan mata oleh berbagai macam mahakarya sains dunia, saya juga menikmati pameran kesehatan yang menarik berjudul microbiote, yang membahas mengenai flora normal di tubuh manusia. Yap, tubuh kita memiliki ‘bakteri baik’ yang secara ilmiah disebuh flora normal yang salah satunya membantu metabolisme tubuh. Pada pameran itu, saya seolah-olah berada di rongga usus raksasa. Tidak berhenti sampai disitu, saya juga berkesempatan ke wahana planetarium. Seperti melihat tata surya dengan mata telanjang, saya dimanjakan oleh atraksi media pembelajaran dalam mengenal ilmu astronomi. Layar yang berbentuk setengah lingkaran membuat seolah-olah penonton sedang berada di luar angkasa.

 

Bagian belakang cité des sciences et de l'industrie
Bagian belakang cité des sciences et de l’industrie

 

Bagian dalam Cité des sciences et de l'industrie
Bagian dalam Cité des sciences et de l’industrie

 

Di balik beragam pameran pendidikan, sains dan teknologi, Cité des sciences et de l’industrie juga memiliki program dalam mengembangkan penyampaian budaya ilmiah oleh pakar insinyur pameran. Karena sains adalah ilmu yang sangat kompleks serta bahasanya yang tidak familiar dengan kosa kata sehari-hari, kami diajarkan untuk bisa mentransmisikan ilmu kepada pengunjung dengan baik. Banyak intervensi yang dilakukan, salah satunya adalah project-based learning untuk menciptakan pameran inovatif dengan peserta dari negara lainnya.

 

Pengembangan budaya ilmiah bersama peserta lain
Pengembangan budaya ilmiah bersama peserta lain

 

Tidak hanya cité des sciences et de l’industrie, pusat sains di bawah naungan Universcience lainnya adalah palais de la découverte. Pusat sains yang dibuat oleh Jean Baptiste Perrin ini bertempat di bangunan bersejarah. Jean merupakan seorang peraih nobel fisika pada tahun 1926. Pemerintah Prancis memberikan warisan bersejarah ini untuk diubah menjadi museum sains yang menakjubkan. Dengan eksterior dan interior yang masih dipertahankan, kunjungan ke tempat ini layaknya kombinasi kemajuan perkembangan zaman dan warisan budaya yang indah. Serupa dengan Cité des sciences et de l’industrie, pusat sains yang mulai dibuka sejak 1937 ini memiliki beragam wahana dan pameran yang terus berevolusi serta planetarium yang bisa dinikmati oleh berbagai kalangan. Tak heran tempat ini ramai dikunjungi untuk berkunjung sekaligus belajar.

 

Palais de la découverte
Palais de la découverte

 

Salah satu pameran di Palais de la découverte
Salah satu pameran di Palais de la découverte

 

Situs sains yang tak kalah indahnya adalah Museum Sejarah Alam Nasional Prancis, yang dikenal dalam bahasa Prancis sebagai Muséum national d’histoire naturelle. Museum ini secara resmi didirikan pada tahun 1793 selama Revolusi Prancis yang sebelumnya, tepatnya pada tahun 1635 merupakan sebagai taman tanaman obat kerajaan. Museum ini memiliki 14 situs di seluruh Prancis. Berkat koleksi yang sangat beragam serta keindahan interiornya, museum ini dijuluki dengan Louvre of the Natural Sciences. Situs terbesar dan paling terkenalnya adalah Grande galerie de l’Évolution. Pengunjung bisa menikmati koleksi hewan dari berbagai macam spesies di dunia ditemani teknologi dalam gedung yang bisa mengubah langit-langit menjadi berbagai macam musim, mulai dari musim penghujan dengan suara petir yang menggelegar hingga musim panas di padang sabana.

 

Muséum national d'histoire naturelle
Muséum national d’histoire naturelle

 

Koleksi khusus Muséum national d'histoire naturelle
Koleksi khusus Muséum national d’histoire naturelle

 

*All photos are provided by the author

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here