Serba-serbi Penulisan Disertasi MBA di UK

0
1736

Bagi sebagian orang, mengerjakan tugas akhir adalah momok saat berkuliah di luar negeri. Namun, ternyata dengan tips dan penggunaan sumber daya yang tepat dapat memaksimalkan pengerjaan tugas akhir kita. Angelina Arini, yang telah menyelesaikan studi MBA dari University of Sheffield sudah merasakan bagaimana perjuangannya dalam menghadapi tugas akhir. Kali ini, Angel ingin membagikan kiat suksesnya dalam mengerjakan tugas akhir.  

 

Penulisan tugas akhir biasanya merupakan kulminasi dari pembelajaran selama setahun di Inggris. Jika di Indonesia tugas akhir Magister (S2) biasa disebut dengan tesis, di Inggris disebut dengan disertasi.

Nah, di bawah ini merupakan rangkuman pengalaman saya selama penulisan disertasi untuk program MBA (Master of Business Administration) yang mencakup hal-hal baru yang saya dapatkan, suka-duka penulisan, dan resources yang menurut saya sangat membantu selama penulisan. Namun, sebagai disclaimer, tentunya ini merupakan tulisan yang bersifat subjektif dan tidak bermaksud untuk menggeneralisir seluruh prosedur disertasi di Inggris. So, take it with a grain of salt ya!

 

Disertasi - Sumber foto: Ilbusca (iStock)
Disertasi – Sumber foto: Ilbusca (iStock)

 

Yang Berbeda dari Master Disertasi di UK

Ini adalah beberapa hal berbeda yang saya temukan selama menulis disertasi di Inggris:

Durasi

Di kampus saya, University of Sheffield, rentang waktu penulisan disertasi umumnya antara bulan Mei – September, dengan deadline pengumpulan disertasi di awal September. Otomatis kita hanya punya waktu selama empat bulan untuk mencari literatur, mengumpulkan dan mengolah data, hingga melakukan penulisan dan proofreading. Dibandingkan dengan waktu penulisan skripsi S1 yang bisa dilakukan selama satu semester penuh, tentunya ini membutuhkan pola penulisan yang berbeda. Disiplin, realistis, dan time management yang optimal menjadi kunci utama.

 

Pengaturan time management yang baik diperlukan dalam pengerjaan disertasi - Sumber foto: Solidcolours (iStock)
Pengaturan time management yang baik diperlukan dalam pengerjaan disertasi – Sumber foto: Solidcolours (iStock)

 

Pemilihan judul penulisan

Jika di Indonesia dulu saya harus mencakup banyak hal atau variabel dalam penulisan skripsi, di Inggris tidak demikian. Yang saya pelajari betul adalah bagaimana supervisor atau pembimbing saya menekankan bahwa judul penelitian saya harus yang realistis dan bisa dicapai dalam waktu penulisan. Selain realistis, beliau juga menekankan lebih baik judulnya fokus sehingga analisis yang dilakukan bisa lebih mendalam.

 

Sistem bimbingan

Yang membuat saya kaget adalah perbedaan sistem bimbingan. Pertama, pemilihan supervisor itu dialokasikan secara acak. Sehingga bisa saja kita mendapatkan supervisor yang spesialisasinya tidak sama dengan topik yang kita pilih. Hal ini disebabkan karena penelitian itu harus merupakan karya kita pribadi sehingga supervisor berlaku untuk memberikan arahan secara umum, bukan arahan atau masukan bersifat konten akademisnya.

Yang kedua, selama periode penulisan, saya hanya mendapatkan maksimal empat kali bimbingan! Berbeda dengan waktu saya S1 dulu yang bisa bimbingan kapan saja dan berapa kalipun saya butuhkan. Lalu, supervisor juga hanya membaca draft disertasi saya satu kali, jadi tidak ada proses revisi berulang. Akuntabilitas kita juga harus maksimal, karena tidak ada yang memeriksa apakah feedback dari supervisor telah kita kerjakan atau belum.

 

Bimbingan disertasi - Sumber foto: Monkeybusinessimages (iStock)
Bimbingan disertasi – Sumber foto: Monkeybusinessimages (iStock)

 

Ethics application

Soal penegakan privacy protection di Inggris memang tidak main-main. Hal itu terlihat dari bagaimana ada dua kali sesi ethics application dan data protection serta proses ethics application yang sangat komprehensif. Buat teman-teman yang mengambil topik yang riskan serta subjek penelitian yang vulnerable, prosesnya bisa memakan waktu berbulan-bulan, bahkan ada juga yang sampai ditolak dan harus mengganti topik disertasinya. Selain itu, kita juga harus menjelaskan mengapa subjek penelitian itu yang dipilih, bagaimana proses pengambilan data, serta bagaimana kita mampu menjaga data dan privacy mereka selama proses penulisan hingga selesai.

 

MBA Company Project Experience

Karena saya menempuh studi MBA, disertasi saya tidak hanya mencakup sisi akademis saja, namun juga harus ada sisi praktisnya. Oleh karena itu, di kelas saya saat itu ada dua pilihan, penulisan disertasi bekerja sama dengan perusahaan di Inggris rekanan universitas saya, atau sourcing another company project, bisa mengambil topik untuk bisnis mereka sendiri, atau perusahaan tempat mereka bekerja.

Kebetulan saya mengambil company project dari kampus. Saya bekerja sama dengan sebuah start-up di bidang fast-moving consumer goods (FMCG) untuk mengevaluasi dampak internationalisation bagi bisnis mereka. Seru banget rasanya bisa bekerja sama dengan mereka, meskipun ini bukan project assignment seperti biasanya karena sedang di tengah pandemi. Tapi, perspektif, insight, dan tips praktis lainnya betul-betul berharga. Saya juga belajar bagaimana bisa menyamakan persepsi dan pola kerja dengan mereka yang tentunya bisa saya terapkan saat saya kembali bekerja nantinya.

 

Company project - Sumber foto: Campaign Creators (Unsplash)
Company project – Sumber foto: Campaign Creators (Unsplash)

 

Challenges I Face

Karena saya menempuh studi Master di tengah pandemi, ada beberapa hal yang menjadi tantangan saat periode penulisan:

Kesulitan dalam pengambilan data

Sejujurnya, karena pandemi ini saya dilarang untuk site visit atau bertemu perusahaan secara langsung, saya mendapat kesulitan untuk membangun hubungan dan kepercayaan dengan perusahaan untuk mengambil data berupa dokumentasi yang kaitannya cukup confidential. Meskipun sudah menempuh pendekatan dan negosiasi, saya harus puas dengan data yang seadanya.

 

Terjangkit Covid-19 dan sakit gigi

Waktu produktif saya sempat terhalang selama sebulan penuh karena di bulan yang sama saya terinfeksi Covid-19 dengan gejala moderat. Selang dua minggu setelahnya, gigi bungsu paling belakang saya bertingkah. Seumur-umur tidak pernah bengkak, paling nyut-nyutan, giliran saya pas di Inggris, pipi dan gusi saya bengkak dan kepala saya rasanya seperti dihantam palu godam. Ini membuat saya mengevaluasi betapa rencana mitigasi yang sudah saya buat masih kurang.

 

Sakit bisa menjadi hambatan saat mengerjakan disertasi - Sumber foto: VioletaStoimenova (iStock)
Sakit bisa menjadi hambatan saat mengerjakan disertasi – Sumber foto: VioletaStoimenova (iStock)

 

Resources I Find Useful

Resources ini saya bagi menjadi dua kategori, yang pertama buku yang menurut saya membantu, dan yang kedua berupa plugins atau software.

Buku

Research Methods for Business Students (Saunders et al., 2016)

Saya menyesal baru membaca buku ini setelah proposal saya kirimkan. Buku ini membahas tuntas tentang research methods untuk social studies, khususnya business dan management major. Jika kalian membaca buku ini dengan detail dan menerapkannya pada penulisan proposal disertasi, saya yakin proposal disertasi kalian bisa lebih tajam dan tepat sasaran.

 

The Case Study Handbook, a Student’s Guide (Harvard Business Publishing Education)

Karena metode saya adalah case study, buku ini membantu saya untuk membantu penulisan case study memakai framework case study method dari Harvard. Memang sih, case study disertasi dan case study Harvard berbeda, tapi framework di sini membantu saya untuk menulis secara lugas, singkat, dan jelas, serta menyusun argumen supaya lebih meyakinkan.

 

Think Again by Adam Grant

Buku Adam Grant ini membantu saya untuk berpikir dengan cara yang berbeda, termasuk dalam menguji “common knowledge” yang selama ini saya pikir sudah betul. Ternyata beberapa di antaranya perlu diuji ulang. Nah, menurut saya, buku ini mengasah kemampuan berpikir kritis saya yang bisa saya terapkan di penulisan disertasi. Misalnya, karena saya mengambil penelitian kualitatif dan memakai metode semi-structured interview, saya jadi mampu menganalisis mengapa metode ini yang dipakai, apa justifikasinya, apa kelebihan dan kekurangannya, sehingga tulisan saya bisa menjadi lebih tajam.

 

Plugins/Software

Mendeley

Mendeley ini adalah tools untuk mengorganisir semua literatur yang kita punya dalam satu tempat yang sama. Buat saya ini sangat membantu karena bisa dibuat citation-nya langsung, serta saya bisa tulis note atau catatan selama saya membaca jurnal dan data-data lainnya. Sebagai alternatif bisa juga memakai Zotero atau Evernote. Jangan lupa cek juga fasilitas kampus, karena mereka biasanya juga menyediakan aplikasi semacam ini.

 

Mendeley - Sumber foto: Wikipedia
Mendeley – Sumber foto: Wikipedia

 

Scholarcy

Plugins ini membantu kita untuk membaca jurnal atau artikel ilmiah dengan lebih cepat, dengan cara merangkum seluruh hal-hal penting dalam jurnal tersebut. Cukup membantu untuk saya.

 

Scholarcy - Sumber foto: Scholarcy
Scholarcy – Sumber foto: Scholarcy

 

Scite

Plugins ini membantu kita untuk menemukan jurnal yang kita baca itu sudah dikutip berapa kali. Namun yang paling menarik adalah fitur untuk melihat seberapa banyak yang support dan contrasting artikel tersebut.

 

Scite - Sumber foto: Ariessys.com
Scite – Sumber foto: Ariessys.com

 

Connected Papers

Plugins ini membantu saya untuk melihat jurnal yang sedang saya baca itu terhubung dengan jurnal yang mana lagi. Hal ini membantu saya untuk melakukan wider-reading dari topik yang sedang saya teliti sehingga waktu yang saya gunakan menjadi lebih efektif.

 

Connected Papers - Sumber foto: Medium
Connected Papers – Sumber foto: Medium

 

Nah, demikian pengalaman saya selama menulis disertasi. Semoga tips dan resources yang saya berikan dapat membantu. Selamat menikmati masa-masa disertasi kalian ya!

 


BAGIKAN
Berita sebelumyaTips Memulai Aplikasi Studi PhD di Kala Pandemi ala Sari
Berita berikutnyaIn Defense of Interdisciplinary Studies
Angelina Arini, biasa dipanggil Angel, saat ini sedang menempuh Master of Business Administration di University of Sheffield berkat beasiswa Chevening. Mimpinya menjelajah negara Inggris akhirnya bisa tercapai meskipun dengan keterbatasan yang ada saat pandemi. Angel memiliki ketertarikan pada bidang pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan teknologi. Selain studi, hobinya juga mengeksplor kuliner mancanegara (meskipun baginya tetap kuliner Indonesia yang kaya rempah itu nomor satu), mencicipi beragam jenis teh, dan menulis.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here