3 Tips Menjaga Kesehatan Mental Saat Studi di Luar Negeri

2
1424

Sejak tinggal dan belajar di Korea Selatan beberapa tahun yang lalu, saya mulai belajar untuk mengenal pentingnya kesehatan mental bagi pelajar internasional. Tuntutan akademis, perbedaan budaya & bahasa, serta berbagai tantangan lain dapat menjadi tekanan bagi pelajar internasional yang berdampak pada kualitas kesehatan mental.

Korea Selatan, dikenal sebagai salah satu di antara negara maju dengan tingkat stress dan bunuh diri yang tinggi. Bahkan, berkurangnya kesehatan mental diantara pelajar internasional di Seoul sudah menjadi catatan khusus bagi pihak universitas dan pemerintah Korea Selatan.

Dengan besarnya tuntutan dan peran yang dimiliki oleh pelajar internasional, sangat penting untuk dapat menemukan berbagai strategi dan sumber daya yang diaskses guna menjaga kesehatan mental saat menuntut ilmu di luar negeri.

  1. Pelajari dan tingkatkan kesadaran tentang kesehatan mental

Guna menemukan strategi yang tepat untuk menjaga kesehatan mental, hal pertama yang kita perlu lakukan adalah belajar memahami tentang kesehatan mental. Dalam dunia akademis, kita sering mendengar istilah academic burnt out, sebuah kondisi dimana pelajar kehabisan tenaga dan motivasi untuk mengikuti jalannya proses belajar dan mengajar.

Selain itu, melakukan pemetaan sumber daya dan layanan kesehatan yang tersedia serta terjangkau juga sangat penting untuk mendapatkan dukungan kesehatan mental baik melalui kampus atau pusat kesehatan setempat. Kota Seoul misalnya, menyediakan layanan konseling bagi warga internasional dalam 13 bahasa termasuk Bahasa Indonesia.

Lebih lanjut tentang kelelahan akademik: How to Recognize and Manage Academic Burnout

  1. Bangun support system dengan orang – orang terdekat

Belajar di luar negeri adalah kondisi yang umum bagi pelajar untuk jauh dari keluarga dan teman terdekat. Oleh karena itu, sangat penting untuk dapat menjalin relasi pertemanan dengan berbagai lingkaran mulai dari sesame pelajar, teman kerja dan juga tetangga. Selain membantu untuk memperluas relasi, support system juga dapat menjadi dukungan ketika mengalami tantangan dan masa – masa sulit proses perkuliahan dan tinggal di negara asing.

Berbagai universitas di Korea Selatan misalnya menerapkan buddy program yang berfungsi untuk membantu pelajar internasional untuk beradaptasi lebih mudah pada kehidupan serta budaya Korea Selatan. Buddy dapat menjadi salah satu sumber pertemanan yang dapat membuka relasi dengan teman – teman lain. Sehingga, jangan khawatir ya jika kamu belum memiliki kenalan pada saat pertama datang di negara baru !

Menemukan aktivitas selain perkuliahan yang menyenangkan dapat membantu menjaga kesehatan mental (pixabay)
Menemukan aktivitas selain perkuliahan yang menyenangkan dapat membantu menjaga kesehatan mental (pixabay)
  1. Menerapkan self-care dalam kehidupan sehari – hari

 Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization – WHO) menyebutkan bahwa kesehatan mental sangat penting untuk menjaga keseluruhan well – being setiap orang. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan waktu khusus pada diri sendiri untuk melakukan hal yang disukai guna menurunkan level stress.

Situasi pandemi COVID-19 juga menyebabkan menurunnya kualitas kesehatan mental karena rasa cemas yang meningkat, perpisahan, serta isolasi. Namun, masih sangat penting untuk melakukan kegiatan yang dapat menjaga keseimbangan mental mulai dari memasak, berbicara dengan teman dan keluarga secara daring, dan jika memungkinkan melakukan olahraga di sekitar tempat tinggal.

Dimanapun kamu belajar, perlu untuk mencari layanan kesehatan terdekat yang dapat diakses dan dihubungi. Jangan lupa untuk mengajak teman – teman kamu untuk bersama – sama menjaga kesehatan mental ya!

 


BAGIKAN
Berita sebelumya5 Hal yang Harus Kamu Lakukan Ketika Tiba di Belanda
Berita berikutnyaLiving Sustainably in Europe: My Experiences Studying Marine Science in 3 Different European Countries
Cresti currently lives in Daejeon, South Korea and will move to Seoul in the near future for her graduate study. She will be studying in Hankuk University of Foreign Studies majoring in International Development Studies with full scholarship from the Korean Government Scholarship Program (KGSP). She is currently taking the Korean language training program in Chungnam National University that is compulsory for the scholarship. Cresti received her Bachelor's degree in Humanities from the Faculty of Humanities in Diponegoro University. During her undergaduate study, she was awarded The Best Student (Mahasiswa Berprestasi) of Diponegoro University and was selected as a National Finalist in 2011. She also actively took part in Undip's Debating Forum and was selected as a delegate for Harvard National Model United Nations in 2010. Prior to her study in Korea, she was a Youth Trainer for volunteers in an NGO called Indonesia International Work Camp (IIWC).

2 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here