Tips Beasiswa LPDP, Kita Semua Bisa!

4
13616

Pada kesempatan lalu, Indonesia Mengglobal sudah pernah membahas tentang proses seleksi beasiswa LPDP. Dalam kesempatan ini, Bayun Binantoro, mahasiswa Master of Science (Biotechnology) di University of Melbourne yang juga merupakan penerima beasiswa LPDP batch ke 15, akan membagi pengalamannya dalam memperoleh beasiswa tersebut.

Meskipun baru mulai diadakan pada tahun 2012, popularitas program beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) semakin naik belakangan ini. Hal ini terutama dikarenakan peran beasiswa tersebut dalam membantu memberangkatkan para muda-mudi Indonesia menuntut jenjang ilmu pascasarjana ke hampir seluruh penjuru dunia. Meskipun saya tidak mengetahui secara persis jumlah total penerima beasiswa ini, sebagai gambaran besar saja, pada periode penerimaan tahun 2013-2014 LPDP memberikan 4.580 orang kesempatan untuk melanjutkan kuliah menggunakan dana yang dikelola oleh Departemen Keuangan ini. Jumlah tersebut terbilang fantastis untuk sebuah lembaga pengelola dana pendidikan dalam kurun waktu sesingkat itu.

Semenjak menempuh pendidikan sarjana di Universitas Soedirman (Unsoed) tahun 2004, saya sendiri sudah bermimpi untuk melanjutkan gelar master ke luar negeri melalui jalur beasiswa. Agar impian ini tidak menjadi angan semata, saya berusaha mencari informasi di jejaring internet, bertanya kepada teman, dan membeli buku-buku yang berisi kiat-kiat mencari beasiswa. Bagi saya, sekolah ke luar negeri bukan hanya untuk keperluan belajar, namun juga demi membuka wawasan dan perspektif saya tentang dunia.

Tips Beasiswa LPDP, Kita Semua Bisa!

Penulis (tengah, baju ungu) bersama para penerima LPDP di Melbourne

Berdasarkan pengalaman pribadi dan juga hasil diskusi dengan sesama penerima beasiswa, sebenarnya memperoleh beasiswa LPDP tidak sesulit yang diperkirakan karena beasiswa ini tidak memiliki kuota. Dengan kata lain, asalkan Anda memenuhi kualifikasi dan lulus tes, Anda bisa mewujudkan mimpi Anda belajar di salah satu institusi perguruan tinggi negeri terbaik dunia. Berikut ini, saya akan bagi beberapa tips yang berguna dalam menjalani tahap-tahap seleksi beasiswa LPDP:

1. Tahap Seleksi Administratif

Tahap ini adalah tahap paling pertama sebelum calon penerima beasiswa menjalani tes yang sesungguhnya. Percaya atau tidak, meskipun kelihatannya simpel, banyak peserta yang gugur hanya gara-gara tidak memenuhi persyaratan. Saran saya adalah Anda harus baca dan perhatikan baik-baik semua persyaratan administrasi. Setelah itu, Anda harus lengkapi, cek ulang dan pastikan semua yang dibutuhkan telah siap untuk dikirim atau diunggah ke website resmi LPDP. Jangan sampai Anda gugur hanya karena lupa mengunggah surat rekomendasi, misalnya. Pada saat saya melamar beasiswa LPDP ini di tahun 2014, ada dua jalur utama yang dapat kita tempuh, jalur “tanpa LoA (Letter of Acceptance)” dan jalur “LoA”. Sesuai namanya, tanpa LoA dari universitas tujuan pun kita masih bisa mendaftar LPDP, namun sebisa mungkin Anda berusahalah untuk mengantongi LoA universitas tujuan demi memperoleh daya tawar lebih, apalagi jika universitas tersebut termasuk salah satu universitas-universitas terbaik dunia. Selain itu, apabila Anda resmi jadi awardee setelah mengantongi LoA, Anda tidak perlu repot lagi mencari universitas dan bisa langsung berangkat.

2. Tahap Wawancara

Menurut saya, setelah Anda lulus tahap seleksi administrasi, 50% dari keberhasilan Anda mendapatkan beasiswa LPDP ditentukan oleh tahap wawancara ini. Dalam kesempatan inilah saatnya Anda meyakinkan tim panelis bahwa Anda layak menerima beasiswa prestisius ini. Tim panelis yang biasanya beranggotakan tiga orang ini terdiri dari para profesor, dosen ahli, psikolog dan staff LPDP. Mereka akan bertanya seputar kualifikasi Anda, alasan Anda ingin belajar di universitas yang Anda pilih, esai Anda mengenai kontribusi untuk Indonesia, dan rencana Anda setelah menempuh studi dan kembali ke Indonesia. Saran saya adalah, pertama Anda harus tenang dalam menjawab pertanyaan para panelis. Kedua, kuasailah esai yang Anda tulis dan buatlah elevator pitch yang meyakinkan agar panelis mantap dalam memilih Anda. Ketiga, antisipasilah pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul dengan membuat daftar pertanyaan berdasarkan resume dan esai yang telah Anda buat. Satu lagi, sering-seringlah melakukan latihan wawancara dengan bantuan teman atau keluarga.

3. Tahap LGD (Leaderless Group Discussion)

Tahap ketiga ini sama pentingnya dengan tahap kedua dan menurut saya juga menentukan 50% dari keberhasilan Anda mendapatkan beasiswa ini. Setalah wawancara, sejumlah awardee (10-13 orang) akan ditempatkan dalam sebuah roundtable discussion dengan satu tema spesifik, biasanya seputar isu-isu yang sedang hangat dibicarakan di Indonesia. Tiga orang psikolog sebagai pengawas akan melihat dan menilai bagaimana kita mengekspresikan ide, berdiskusi, dan menawarkan solusi atas masalah yang jadi topik diskusi. Saran saya, karena sifatnya leaderless, berusahalah untuk menjadi seorang moderator untuk memperoleh nilai lebih di mata pengawas. Inilah kesempatan Anda untuk menunjukkan kemampuan Anda dalam mengatur dan memfasilitasi jalannya diskusi agar lebih teratur. Selain itu, biasanya beberapa orang akan terlihat sangat aktif dan mendominasi pihak lain yang lebih pasif. Sebagai seorang moderator, usahakanlah supaya semua orang mendapatkan giliran berbicara. Setelah itu, rangkumlah kesimpulan yang telah dicapai dalam diskusi tersebut. Terakhir, berpendapatlah sekreatif mungkin. Jika Anda hanya menyetujui dan mengkopi ide solusi dari peserta lain, Anda akan terlihat tidak kontributif. Sebaiknya carilah pemecahan masalah dengan perspektif yang berbeda namun tetap efektif.

4. Tahap PK (Persiapan Keberangkatan)

Menurut saya tahap terakhir ini sifatnya lebih ke arah formalitas semata karena saya hampir tidak pernah mendengar ada awardee yang dibatalkan beasiswanya karena gagal lolos tahap ini. Pada intinya Tahap PK ini fungsinya adalah untuk mempersiapkan para awardee sebelum sepenuhnya fokus ke studinya masing-masing, baik di dalam ataupun di luar negeri. Selain itu, di tahap ini bakal ada sedikit penggemblengan karakter dan nasionalisme agar nantinya para awardee tidak akan lupa akan janjinya berkontribusi balik untuk Indonesia. Saran saya, meskipun kemungkinan kecil Anda batal menerima beasiswa LPDP di tahap ini, tetap ikutilah semua kegiatan dengan khidmat dan antusias. Para calon awardee akan mendapatkan kesempatan untuk bertemu tokoh-tokoh hebat, para pahlawan Indonesia modern seperti Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Tokoh-tokoh panutan inilah yang diharapkan bisa menjadi inspirasi Anda untuk nantinya berkontribusi balik ke Indonesia.

Saya harap tulisan saya ini dapat memotivasi Anda untuk berusaha memperoleh beasiswa LPDP. Sebagai rakyat Indonesia, ingatlah bahwa beasiswa ini berasal dari Anda sendiri dan ditujukan juga untuk Anda karena beasiswa ini merupakan bentuk nyata reward yang bisa Anda dapatkan dari hasil membayar pajak bulanan.

All in all, remember to find your passion and go for it!

 

Photo provided by the author

Edited by Hadrian Pranjoto


BAGIKAN
Berita sebelumyaBelajar Epidemiologi dan Membangun Bangsa
Berita berikutnyaArsitek-tur (Bagian Pertama)
Bayun Binantoro is half biologist, half passionate photographer, currently studying Master of Biotechnology at University of Melbourne, but love taking pictures of everything that moves (and not moving, by the way) when the university assignments is out of the way. People always said that i am a kind, easy-going person but my views on the world around me always contradict the norm, anti-mainstream so they said, that is probably why it is always love-hate relationship between me and my friend. To know me better, add me on Facebook and inbox me!

4 KOMENTAR

  1. numpang tanyak, waktu ambel lpdp dan pilih university of Melbourne, itu yang diminta sertifikat ITP atau IELTS? MOhon infonya

  2. ka, kalau LoA dari universitas dalam negri bisa diperpanjang juga tidak?

    karena kan paling cepat 6 bulan dari pendaftaran, dalam keterangan di LPDP dan biasanya permualaan kulian di dalam negeri pada bulan Agustus.

    terimakasih,

Tinggalkan Balasan ke Muhammad Budi Batal balasan

Please enter your comment!
Please enter your name here