Beyond Scholarship: Sumber Pendanaan Lain Studi di Luar Negeri

7
3045

 

“Kuliah di luar negeri”. Untuk sebagian besar orang rasanya kalau mendengar kalimat itu, ada satu kata yang langsung keluar, “mahal”. Well, that’s true! Memang kuliah di luar negeri itu mahal. Contohnya saja, di Ohio State University, tuition fee untuk international freshmen dan transfer students adalah $ 26,726, ditambah dengan room and board, books and supplies, health insurance, living expenses, dan lainnya sekitar $ 44,215. Bandingkan saja dengan biaya kuliah salah satu universitas swasta yang cukup terkenal di Jakarta yaitu sebesar Rp. 29.900.000 atau sekitar $ 2,718; hampir 10x lipat! Lalu apakah masalah finansial jalan buntu untuk untuk bisa kuliah di luar negeri? Of-course not. Banyak sekali bantuan finansial, baik berupa beasiswa, graduate assistantship, fellowship, dan masih banyak yang lainnya- yang dengan mudah bisa kita cari di website-website lembaga pemberi beasiswa. Jadi, jangan khawatir. Disini saya mau berbagi pengalaman saya mendapatkan financial aid dari tempat saya sekolah sekarang- Eastern Michigan University– USA.

Awalnya, saya tidak  berencana untuk mendaftar mendapatkan financial aid karena dua hal:  Satu, saya bukan mahasiswa tipe straight A yang belajar mati-matian; jujur saja malah saya cenderung malas. GPA biasa, dan nilai GRE biasa saja, pokoknya standar-standar aja. Terus, apa yang mau dijual? Ibarat mau perang orang-orang bawa meriam, saya cuma bawa ketapel. Dua, thankfully saya cukup beruntung untuk punya orang tua yang masih bisa menyanggupi untuk membiayai saya untuk melanjutkan kuliah master di luar negeri. Karena dua hal tersebut, saya hanya mendaftar pada jalur admission biasa, ke program Master of Science in Human Resource and Organizational Development (MSHROD). FYI, saya Cuma daftar ke Eastern Michigan University saja.

Mengapa saya pilih kuliah disini, bukan di kampus-kampus seperti NYU, Harvard atau Stanford, mungkin lain kali saya ceritakan. Kembali ke topik pendanaan studi di luar negeri, beberapa minggu setelah saya menerima letter of acceptance dan I-20 (dokumen student visa ), saya mendapat surat dari Office of Financial Aid yang menyatakan bahwa saya eligible untuk salah satu program beasiswanya (surprisingly it was academic achievement scholarship), memang bukan fullscholarship tapi lumayan daripada manyun. I was super happy at that time, karena bagaimana pun juga kan lebih bangga kalau kuliah di luar negeri dan dengan beasiswa. Akhirnya saya kuliah semester pertama dengan pembiayaan dari beasiswa dan sumbangan dari orang tua. Karena sudah mencoba rasanya mendapat beasiswa, saya ingin mengeksplorasi kemungkinan lainnya untuk membiayai kuliah.

Pengetahuan saya mengenai financial aid waktu itu masih sangat terbatas, jadi kalau financial aid, setahu saya cuma beasiswa, atau student loan yang available hanya untuk warga negara Amerika saja. Waktu itu saya datang ke seminar-seminar yang topiknya tentang bantuan keuangan untuk kuliah. Sejak saat itu, saya jadi tahu, ternyata bantuan keuangan itu tidak hanya scholarship saja, di kampus saya ada juga graduate assistant untuk mahasiswa pascasarjana dan fellowship. Beasiswa sendiri banyak macamnya dan tiap sekolah beda-beda, jadi harus rajin browsing- untuk cari tahu scholarship apa yang di tawarkan dan requirement-nya apa saja. Graduate assistantship itu adalah salah satu jenis financial aid juga, but it requires you to do some work, seperti research assistant, teaching assistant, professor assistant, dll. In return, they will cover your tuition fee, mulai dari 50% sampai 100%, plus stipend; well it depends on your employment contract too. Mirip dengan graduate assistantship, fellowship grants will include an internship or other service, it depends on your employer and your employment contract too later on.

Setelah dapat berbagai macam info dari seminar, teman, dan academic advisor saya, akhirnya pada akhir semester pertama saya (sekitar bulan Desember) saya apply untuk posisi graduate assistantships di fakultas saya dan di research center. Saya tahu ada posisi graduate assistantships di fakultas saya dari academic advisor saya. Saya sempat ngobrol-ngobrol dengan beliau, dan bilang bahwa saya tertarik untuk menjadi graduate assistant, dan berdasarkan info dari beliau, kebetulan di fakultas saya akan ada posisi vacant untuk semester depan. Selain apply untuk menjadi graduate assistant di fakultas, saya juga apply untuk menjadi graduate assistant di research center dan housing department, untuk jadi back up. Sekitar dua minggu setelah itu, saya mulai di proses, interview, dll dan in a month saya diberi kabar bahwa saya diterima menjadi graduate assistant di fakultas saya.

In my case, saya mendapatkan 100% graduate assistantship, dimana mereka cover 100% tuition fee tetapi, saya harus bekerja 20 jam di fakultas. Kebanyakan, pekerjaan saya sehari-hari adalah meneliti, saya menjadi asisten peneliti untuk 3 professor. Terkadang mereka minta tolong juga untuk beberapa hal-hal kecil,berkaitan dengan kelas yang mereka ajar seperti memperbandingkan buku teks. Sejauh ini saya menikmati apa yang saya kerjakan karena tentu saja, kesempatan yang saya dapat untuk menjadi graduate assistant benar-benar menguntungkan, selain mendapatkan financial aid, saya juga mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang baru yang mungkin tidak akan saya dapatkan di kelas.

Oleh karena itu teman-teman, sering-seringlah research, browsing atau tanya-tanya, ada financial aid apa yang ditawarkan di kampus yang kalian minati karena financial aid tidak hanya scholarship saja. Masih banyak bentuk financial aid yang lain dan jangan takut  untuk mencoba.

Cheers!

7 KOMENTAR

      • Hallo kk Michelle
        Salam kenal aku sovia
        kk kalau kk info beasiswa untuk S1 di amerika ada gak kak
        soalnya aku udah browsing kk
        aku udah keterima disalah satu Univ di california dan dapat potongan uang sekolah kk dari univnya kk
        Tetapi aku masih membutuhkan bantuan keuangan kk untuk sisa uang kuliah dan lainnya
        mohon kk bantuannya kk kalau ada info kk
        sungguh aku sangat membutuhkannya kk
        Terimakasih

        • Hi sofia, have you reached out to the International Student Office/ the International Admission Office about your concern?
          They should be able to direct you to the right resources about more scholarship options. You can also try to apply to some on campus job (teaching assistantship, etc.) usually they would offer to cover your tuition + stipend, which is not bad at all. Good luck!

  1. halo,saya mau tanya sedikit saya masih kelas 3 sma tapi ada kemauan untuk kuliah di luar negeri setelah lulus sma kira-kira untuk orang yang baru mau sekolah keluar negeri pendanaan seluruhnya ditanggung orang tua apa bisa mencari beasiswa? terima kasih;)

  2. saya ingin bertanya mengenai financial aid yg anda dapatkan diawal perkuliahan. itu setelah melakukan proses administrasti langsung ke universitas tersebut atau bagaimana ya? cara mendapatkannya. terimakasi

Tinggalkan Balasan ke nadya Batal balasan

Please enter your comment!
Please enter your name here