“Pendidikan Itu Untuk Semua” … Dan Beberapa Fakta Menarik Lainnya Mengenai Studi di Jerman

9
5353
Interaction of Students

 “Kuliah di Jerman? Waduh, belajar bahasa Jerman kan susah!”

 “Kuliah di Eropa lalu harus belajar bahasa Perancis, Jerman atau bahasa-bahasa negeri Skandinavia? … repot ah!

“Lebih baik mengambil kuliah di Amerika atau Inggris saja, dimana bahasa Inggris adalah bahasa yang dipakai dalam pengantar studi dan dalam kehidupan sehari-hari di sana. Tidak perlu repot-repot belajar bahasa asing lainnya, cukup dengan nilai TOEFL yang baik”

Hal-hal di atas sering dijadikan “faktor penghalang” yang membuat seseorang meragukan atau bahkan membatalkan keputusan untuk melanjutkan studi di Eropa. Yap, bahasa Inggris bukanlah bahasa utama di Eropa (kecuali tentunya bagi penduduk di negara Ratu Elizabeth!)

Selain itu, institusi-institusi pendidikan tinggi di setiap negara di Eropa biasanya memiliki prosedur dan syarat penerimaan serta tenggat waktu yang berbeda, dibandingkan dengan universitas-universitas di Amerika, yang mungkin lebih familiar bagi teman-teman di Indonesia. Ditambah dengan faktor bahasa yang non-Inggris, pilihan kuliah di Eropa dapat berujung kepada satu kesimpulan: ribet ah!

Namun, bukankah tantangan menjadikan hidup menjadi tidak membosankan dan itu-itu saja?

Berikut rangkuman cerita dan pengalaman kontributor Indonesia Mengglobal, Katulistiwa, saat kuliah di Jerman dan arti dibalik konsep “pendidikan untuk semua” yang menjadikan Jerman sebagai negara tujuan studi yang ideal bagi orang Indonesia.

Apa itu prinsip “pendidikan untuk semua” yang diterapkan di Jerman?

Prinsip ini berkaitan dengan fakta bahwa selama kuliah di Jerman, saya merasakan sekali bagaimana pemerintah Jerman memberikan fasilitas yang sangat baik bagi seluruh pelajar di hampir seluruh universitas atau institusi pendidikan tinggi di sana.

Sebagai contoh, pemerintah Jerman memberikan subsidi untuk biaya pendidikan di Jerman, besar subsidi tersebut berbeda-beda, namun ada beberapa yang mencapai 100%! Ini berlaku bagi mahasiswa lokal maupun internasional. Selain itu, fasilitas-fasilitas yang penting bagi tujuan pendidikan pun sangat memadai, misalnya kita sebagai mahasiswa memiliki akses kepustakaan yang sangat luas; hal sangat berguna jika sedang membutuhkan literatur yang mungkin tidak tersedia di perpustakaan pusat di Jerman sekalipun. Ditambah lagi adanya subsidi untuk transportasi dan tempat tinggal…

Pada dasarnya, sebagai mahasiswa, kita hanya dituntut untuk rajin, konsisten, serius dan tekun terhadap tujuan studi kita. Jadi hal-hal seperti biaya, tempat tinggal, dan lainnya yang dapat mempengaruhi “fokus belajar” sebisa mungkin diminimalisir dengan berbagai subsidi dan fasilitas tersebut di atas. Apapun kondisi sosial dan keuangan mahasiswa, diharapkan tidak mempengaruhi kesempatan untuk meraih pendidikan yang lebih baik.

Ketika di Jerman, saya mengambil jurusan ekonomi dengan spesialisasi marketing di Fachhochschule fuer Wirschaft Berlin (University of Applied Sciences). Saya ikut terlibat dalam beberapa proyek riset marketing di universitas, juga berkesempatan untuk bekerja di VW Automobil, Deutsche Telekom dan beberapa perusahaan swasta di Berlin.

Apa sih yang membuat Jerman menarik sebagai tempat tujuan kuliah, terutama buat mahasiswa Indonesia?

Beberapa fakta menarik berikut saya rangkum dari berbagai sumber dan juga merupakan “fakta umum” yang saya pahami selama kuliah di Jerman:

  • Jerman sebagai salah satu negara dengan ekonomi terkuat di dunia memiliki standar akademis dan kualitas pendidikan tinggi yang merata. Seluruh universitas memiliki tingkat kualitas yang relatif setara satu sama lain.
  • Saat ini, hampir seluruh universitas dan institusi pendidikan tinggi di Jerman menawarkan program-program studi yang tidak hanya menggunakan bahasa Jerman tetapi juga bahasa Inggris. Ini termasuk ke dalam kategori program-program internasional (international programs) yang ditawarkan institusi-institusi tersebut. Selain itu, beberapa kurikulum juga menawarkan kesempatan magang di berbagai industri terkemuka di Jerman.
  • Beberapa program internasional memasukkan unsur ‘pertukaran pelajar’ dalam kurikulumnya, yang memungkinkan mahasiswa untuk belajar di universitas lain di luar Jerman. Sangat menarik untuk membuka wawasan dan pengalaman belajar!
  • Fakta lain yang saya ketahui adalah terdapat sekitar 13.500 program pilihan studi di seluruh Jerman, sekitar 350 universitas yang berkualitas baik, dimana hampir seluruhnya adalah universitas negeri. Informasi ini dapat dipelajari lebih lanjut lewat berbagai situs Studentenwerk di Jerman. Studentenwerk merupakan institusi publik yang melayani kebutuhan mahasiswa-mahasiswa nasional maupun internasional di Jerman. Salah satu situs yang dapat ditelaah lebih lanjut adalah situs Studentenwerk Berlin.
  • Hal-hal lain yang masih sedikit diketahui di Indonesia adalah dengan adanya berbagai fasilitas dan subsidi biaya kuliah dan tempat tinggal yang disediakan oleh pemerintah Jerman, maka biaya hidup dan berkuliah di Jerman pun menjadi relatif lebih murah dibanding tinggal kuliah di Inggris atau Amerika, misalnya. Sebagai gambaran:
  1. Pada program-program yang mendapat subsidi dari pemerintah atau universitas, maka biaya kuliah dapat menjadi gratis alias “nol” Euro atau maksimal hanya mencapai 500 Euro per semester.
  2. Biaya hidup sekitar 450 Euro – 670 Euro per bulan, relatif murah dibandingkan biaya hidup di negeri Paman Sam.

Mahasiswa juga biasanya disediakan berbagai jenis tempat tinggal dengan biaya rata-rata per bulan sekitar 250 Euro. Ada dua pilihan utama: (1) studentenwohnheim adalah asrama mahasiswa yang biasanya tersebar di berbagai lokasi di sekitar kampus dan (2) tinggal bersama di suatu apartemen, berbagi dapur, ruang tamu dan fasilitas lainnya dengan mahasiswa-mahasiswa lainnya.

  • Ingin menambah tabungan dan uang saku? Di Jerman, adalah termasuk hal yang mudah untuk mendapatkan peluang kerja sambil kuliah (biasanya dibatasi hanya untuk pekerjaan paruh waktu selama 20 jam seminggu). Peluang untuk kerja full time biasanya terjadi pada musim libur semester yang berlangsung sekitar tiga bulan.

Bagaimana dengan persayaratan kuliah di Jerman, pastinya berbeda dengan persyaratan kuliah ke Australia, Kanada atau Amerika.

Pastinya! Berikut adalah deskripsi secara umum mengenai hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam aplikasi studi di Jerman. Persyaratan lain secara lebih detil tergantung dari jurusan atau program yang ingin diambil.

  • Terutama untuk program-program studi yang menggunakan bahasa Jerman sebagai pengantar, maka calon mahasiwa perlu mendapatkan tanda kelulusan tes kemampuan bahasa yang mencakup dua hal :

Tes DSH (Deutsche Sprachpruefung fuer Hochschulzugang auslaendischer Studienbewerber) merupakan ujian pengetahuan bahasa Jerman untuk memasuki perguruan tinggi di Jerman. Ujian ini dilaksanakan oleh universitas di mana program tersebut berada.

Tes DaF (Deutsche Aufnahme Test): tes ini dapat diambil di institusi atau sekolah bahasa Jerman di Indonesia, biasanya dilaksanakan lima kali dalam setahun. Lulusan SMA dari Indonesia yang ingin mengambil kuliah setingkat S1 di Jerman diwajibkan mengikuti kuliah khusus selama dua semester (setahun) yang dinamakan Studienkolleg, sebelum kemudian dapat memasuki jurusan S1 yang diinginkan.

  • Yang juga perlu diperhatikan adalah jadwal pendaftaran universitas-universitas di Jerman, biasanya terbagi dalam dua kategori, yaitu: semester musim panas (akhir November sampai pertengahan Januari) dan semester musim dingin (awal Mei sampai pertengahan Juli).

Hal-hal penting apalagi yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan kuliah di Jerman?

Selain hal-hal yang telah disebutkan di atas, hal lain yang tak kalah penting mencakup urusan visa, biaya studi (bila berangkat kuliah tanpa dukungan beasiswa alias biaya sendiri) dan pentingnya untuk memiliki asuransi kesehatan setiba di Jerman:

  • Permohonan visa belajar harus dilakukan sebelum berangkat kuliah (setelah menerima pemberitahuan diterima di universitas atau Studienkolleg di Jerman), melalui Kedutaan atau Konsulat Jerman di Indonesia.
  • Untuk mengajukan visa pelajar, calon mahasiswa tersebut harus membuat dokumen bukti dukungan keuangan yang menyatakan kesanggupan membiayai kuliah dan tinggal di Jerman selama minimal setahun (atau surat pernyataan penerimaan beasiswa atau bantuan finansial lainnya).

Sebagai gambaran, standar biaya hidup mahasiswa di Jerman sekitar 670 Euro per bulan, maka paling tidak dibutuhkan biaya 8,040 Euro untuk kebutuhan kuliah dan biaya hidup selama setahun.

Dokumen pernyataan kesanggupan biaya kuliah ini dapat berbentuk (a) daftar penghasilan pribadi atau orang tua yang dapat membiayai jumlah tersebut, (b) pernyataan dukungan pembiayaan dari keluarga atau seseorang yang tinggal di Jerman, (c) Deposito dalam jumlah yang diperlukan, diterbitkan oleh salah satu Bank di Jerman, dalam bentuk Garansi Bank.

  • Begitu sampai di Jerman, penting untuk segera memiliki asuransi kesehatan, baik itu adalah private insurance (Privat Krankenversicherung) ataupun non-private (dinamakan Gesetzliche Krankenversicherung), yang merupakan persyaratan penting untuk mendapatkan nomer matrikulasi/registrasi di perguruan tinggi.

Hal-hal di atas merupakan gambaran umum mengenai hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan untuk kuliah di Jerman.

Sepertinya kompleks dan repot ya harus berhubungan dengan berbagai istilah bahasa Jerman? Well, seperti yang saya sebutkan di atas, memang terlihat repot pada awalnya namun setelah mengalami sendiri seluruh proses pendaftaran kuliah dan visa, lalu belajar, tinggal, magang dan bekerja di Jerman, saya benar-benar merasakan nikmatnya “… bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.” It was well worth it!

9 KOMENTAR

  1. kak boleh minta alamat emailnya kah ? biar mudah kalau mau tanya-tanya mengenai kuliah di jerman 🙂

Tinggalkan Balasan ke Gian Batal balasan

Please enter your comment!
Please enter your name here