Menjalani Bulan Ramadhan di Negeri Ginseng

0
1258
Seoul Central Mosque merupakan Masjid terbesar di Korea Selatan yang dibuka di tahun 1976.

Bulan Ramadhan menjadi waktu yang spesial bagi banyak mahasiswa Indonesia yang belajar di negeri ginseng atau Korea Selatan. Selain karena menjadi waktu yang sangat dinanti untuk menjalankan ibadah puasa, Bulan Ramadhan juga menjadi momen untuk dapat merasakan pengalaman unik menjalankan ibadah puasa saat berada jauh dari rumah dan keluarga.

Saat ini Korea Selatan sedang memasuki musim panas. Musim dimana sebagian besar masyarakat Korea Selatan menggunakan kesempatan berwisata ke berbagai pantai di kota Busan atau sekedar mengunjungi kolam renang terbuka di samping sungai Han yang terkenal. Pada saat yang sama, umat Muslim di Korea Selatan juga tengah melaksanakan ibadah bulan Ramadhan di tahun 1422 Hijriah ini.

Umat Muslim di Korea Selatan pada umumnya terdiri dari para pekerja dan pelajar yang berasal dari negara-negara Asia termasuk Indonesia. Jatuhnya bulan Ramadhan pada musim panas di Korea Selatan menyebabkan lamanya waktu berpuasa menjadi 15 – 17 jam. Seperti halnya tradisi Ramadhan di Indonesia dimana banyak Masjid memberikan Takjil atau makanan untuk berbuka puasa. Sebelum masa pandemic COVID-19, Masjid Seoul Central Mosque di Korea Selatan yang terletak di daerah Itaewon, Seoul, juga melakukan hal serupa. Pada saat waktu berbuka di Masjid Itaewon kita bisa menjumpai antrean orang yang sedang menunggu waktu berbuka puasa.

Sebelum pandemi COVID-19, selain acara pembagian takjil yang dilakukan di Seoul Central Mosque ini, bagi masyarakat Indonesia acara buka bersama juga sering dilakukan oleh berbagai komunitas pelajar dan pekerja Indonesia di Korea Selatan, berbagai organisasi dan komunitas pemeluk agama Islam, bahkan Kedutaan Republik Indondesia di Korea Selatan. Dengan adanya berbagai kegiatan selama bulan Ramadhan ini, pengalaman berpuasa di negeri ginseng dapat menjadi sebuah pengalaman yang tidak terlupakan meskipun berada jauh dari Indonesia.

Kegiatan buka bersama mahasiswa Indonesia di Korea Selatan (foto diambil sebelum masa pandemi COVID-19).
Kegiatan buka bersama mahasiswa Indonesia di Korea Selatan (foto diambil sebelum masa pandemi COVID-19).

Lebih panjangnya waktu berpuasa di Korea Selatan dibanding Indonesia, tidak menghalangi umat Muslim untuk melaksanakan ibadah bulan suci Ramadhan. Salah satu mahasiswa Indonesia yang sedang memulai belajar Bahasa Korea di Hankuk University of Foreign Studies Seoul, Andalas Syahru, mengatakan bahwa ia tetap melaksanakan ibadah puasa dan menjalankan aktivitas kampus seperti biasa. “Saya tetap berpuasa meskipun tidak banyak orang yang mejalankan ibadah puasa di lingkungan kampus. Selain itu, berpuasa di Seoul bisa menjadi pengalaman yang sangat menarik”, jelas mahasiswa yang tertarik menjalankan kuliah jenjang Magister di Korea Selatan ini.

Bagi pelajar internasional di Korea Selatan, Ramadhan juga merupakan momen kebersamaan yang dirasakan bersama pelajar internasional dan pelajar dari Korea Selatan dalam menjalani bulan puasa. Selain kesempatan untuk mencicipi berbagai makanan dari berbagai penjuru dunia. Lebih lanjut, Andalas menambahkan jika pengalaman menjalani bulan puasa di masa pandemi COVID-19 justru merekatkan persahabatan dengan berbagai teman dari berbagai latar belakang ketika terdapat berbagai pembatasan sosial guna mencegah penularan COVID-19 di Seoul.

“Salah satu keinginan yang saya ingin lakukan ketika datang ke Korea Selatan adalah merasakan buka bersama dan beribadah di Masjid di Itaewon setelah mendengar berbagai cerita dari teman. Namun, karena keterbatasan saat ini, saya jadi sering menerima berbagai makanan dari teman Korea yang membagikan makanan untuk berbuka puasa. Mereka biasanya menaruh di depan kamar asrama dan dukungan tersebut membuat saya terharu”, cerita Andalas.

*Foto disediakan oleh kontributor.


BAGIKAN
Berita sebelumyaJourney to Harvard Medical School: Reaching for the Stars with Indonesia Mengglobal Mentorship Program
Berita berikutnyaSerba-serbi S2 Ekonomi dan Strategi Bisnis di Imperial College London
Cresti currently lives in Daejeon, South Korea and will move to Seoul in the near future for her graduate study. She will be studying in Hankuk University of Foreign Studies majoring in International Development Studies with full scholarship from the Korean Government Scholarship Program (KGSP). She is currently taking the Korean language training program in Chungnam National University that is compulsory for the scholarship. Cresti received her Bachelor's degree in Humanities from the Faculty of Humanities in Diponegoro University. During her undergaduate study, she was awarded The Best Student (Mahasiswa Berprestasi) of Diponegoro University and was selected as a National Finalist in 2011. She also actively took part in Undip's Debating Forum and was selected as a delegate for Harvard National Model United Nations in 2010. Prior to her study in Korea, she was a Youth Trainer for volunteers in an NGO called Indonesia International Work Camp (IIWC).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here