Kisah Jeniar Dapat Beasiswa S2 ke Australia Bersama Program Mentorship Indonesia Mengglobal

0
2571
Jeniar N. Mooy

Apakah kamu memiliki impian untuk melanjutkan kuliah di luar negeri dengan beasiswa? Program Mentorship Indonesia Mengglobal (IM) hadir untuk mendampingimu dalam proses pendaftaran kampus dan beasiswa, semua tanpa biaya! Di artikel ini, Public Relations Director IM Karunia Silitonga mewawancarai Jeniar N. Mooy tentang pengalamannya selama program Mentorship IM. Setelah tiga tahun merencanakan untuk lanjut kuliah S2, akhirnya pada Januari 2021 ia mendapat beasiswa dari Australia Awards. Yuk, kita saksikan ceritanya!

***

Hai Jen! Boleh ceritakan sedikit tentang latar belakangmu?

Nama saya Jeniar Nelsus Mooy, biasa dipanggil Jen. Saya berasal dari Kupang, Nusa Tenggara Timur dan menamatkan sekolah hingga tingkat SMA di Kota Kupang. Saya beruntung karena semasa sekolah dulu, saya memiliki keluarga, teman-teman dan guru-guru yang selalu mendukung saya untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya. Mungkin karena kami sadar bahwa kami berasal dari kota kecil di daerah Timur Indonesia dan ada banyak hal yang harus kami lakukan untuk membantu kota dan provinsi kami agar bisa semakin maju, banyak anak-anak di kota saya yang sangat bersemangat untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi di tengah segala keterbatasan yang mereka miliki, baik dalam hal ekonomi maupun akses.

Sejak SD saya selalu memiliki impian untuk berkarir di bidang Hubungan Internasional, baik sebagai diplomat maupun sebagai pekerja di organisasi internasional. Saya sangat tertarik dengan isu-isu terkait diplomasi atau kebijakan luar negeri Indonesia dan menikmati pekerjaan atau tugas-tugas yang berkaitan dengan bidang ini.

Saat ini saya bekerja sebagai Programme Support Officer di ASEAN Foundation. Sehari-hari, saya membantu beberapa Project Coordinator di ASEAN Foundation untuk mengimplementasikan program-program community building di negara-negara ASEAN. Selain bekerja, saya juga menjadi relawan di IM sebagai Project Development Manager. Tahun ini merupakan tahun ketiga saya menjadi relawan di IM.

Wah, senang sekali mendengar bahwa kamu bisa mencapai cita-citamu waktu kecil dulu! Boleh diceritakan sedikit rencanamu untuk lanjut studi S2?

Ketertarikan saya untuk menempuh S2 di luar negeri dimulai pada 2017 . Setelah lulus S1, saya mulai mencari informasi mengenai kampus-kampus di dunia yang punya spesialisasi di bidang Development Studies. Ternyata, saya menemukan beberapa kampus yang memiliki pusat riset khusus untuk isu Development Studies dan beberapa dari mereka bahkan sudah pernah melakukan penelitian mengenai masalah-masalah pembangunan dan kemiskinan di Indonesia. Hal inilah yang mendorong saya untuk mulai mempersiapkan aplikasi untuk melamar beasiswa S2 ke luar negeri.

Saya berencana melanjutkan S2 Development Studies di Australia. Pilihan kampus saya yang pertama adalah University of New South Wales dan yang kedua adalah University of Melbourne. Saya memilih University of New South Wales sebagai opsi pertama karena kampus ini memiliki dual degree master’s program (program magister gelar ganda) di bidang Development Studies dan Hubungan Internasional. Saya merasa kombinasi kedua bidang studi ini sangat cocok dengan pekerjaan saya saat ini di organisasi non-profit internasional. 

Jeniar dan teman-teman sekelasnya dalam program pelatihan pre-departure AAS selama 5 minggu
Jeniar dan teman-teman sekelasnya dalam program pelatihan pre-departure AAS selama 5 minggu

Bisakah kamu  menceritakan sedikit tentang Australia Awards Scholarship (AAS)? Mengapa kamu memilih untuk mengajukan aplikasi untuk beasiswa ini?

Ketertarikan saya untuk melamar AAS sebenarnya bermula dari ketertarikan saya untuk belajar di Australia. Saya merasa Australia merupakan salah satu negara yang sukses mengembangkan perekonomian di area pedesaan dan menjadikan area pedesaan sumber penghasil utama produk pertanian dan peternakan di negara itu dengan kualitas yang sangat baik. Saya ingin belajar dari para pakar di bidang Development Studies di Australia sekaligus belajar dari kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah Australia untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang hidup di daerah pedesaan. 

Saya bersyukur akhirnya dapat diterima oleh beasiswa AAS di 2021 karena beasiswa ini tidak hanya sekedar menyediakan uang saku, tapi juga intensive training untuk mempersiapkan setiap penerima beasiswa sebelum berangkat ke Australia. Beasiswa AAS juga menyediakan pendampingan profesional selama para penerima beasiswa menempuh pendidikan di Australia.

Bisakah kamu menceritakan pengalamanmu dalam mempersiapkan untuk melamar beasiswa ini?

Saya memulai riset mengenai program AAS di Desember 2019. Pada saat itu, saya memutuskan untuk resign dari kantor dan fokus untuk mempersiapkan aplikasi beasiswa. Karena saya punya banyak waktu luang, saya berusaha semaksimal mungkin untuk memanfaatkan waktu tersebut untuk merangkum isi website dan booklet AAS. Saya baca dengan teliti setiap bagian dari website AAS dan mengontak alumni-alumni AAS yang saya kenal untuk meminta saran dan tips-tips aplikasi AAS dari mereka.

Di bulan Februari 2020, pada saat AAS mulai membuka pendaftaran, saya mulai menyiapkan setiap berkas-berkas pendaftaran yang diminta (CV, IELTS, transkrip nilai S1, dll). Setelah semua berkas sudah saya unggah, saya mulai mempersiapkan esai. AAS meminta setiap pelamar membuat 4 esai singkat (sekitar 2000 karakter) mengenai alasan memilih jurusan dan kampus, rencana karir, pengalaman pribadi kita dalam  membawa/membuat perubahan di lingkungan sekitar kita, dan hal-hal yang ingin dilakukan pada saat kembali ke Indonesia selepas studi S2.

Di bulan April 2020, saya memutuskan untuk mendaftar program mentorship IM. Hal utama yang memicu saya adalah beberapa teman pengurus IM yang juga mengikuti program mentorship ini dan sukses diterima di beasiswa/kampus yang mereka inginkan. 

Di bulan Juli 2020, saya memulai sesi mentorship bersama mentor saya, Alvin Adityo. Setiap minggu kami bertemu secara virtual dan membahas modul-modul yang dipersiapkan oleh tim mentorship IM. Kami membahas berbagai hal mulai dari memetakan passion saya, memilih kampus dan jurusan yang tepat, mempersiapkan surat rekomendasi, dan esai untuk aplikasi beasiswa dan kampus di luar negeri.

Pengumuman yang ditunggu-tunggu setelah lebih dari 1 tahun persiapan
Pengumuman yang ditunggu-tunggu setelah lebih dari 1 tahun persiapan

Mentor saya pada saat itu sangat suportif dan memberikan banyak bantuan dalam persiapan wawancara AAS saya. Walaupun periode mentorship kami sudah selesai, kami tetap bertemu seminggu sekali untuk membahas daftar pertanyaan wawancara AAS yang saya persiapkan dan melakukan mock up interview. Dari pertemuan-pertemuan kami, saya belajar banyak hal mengenai cara mempersiapkan jawaban yang singkat, lugas, namun meyakinkan. Saya juga diberi banyak masukan terhadap cara saya menyampaikan suatu ide atau gagasan agar terkesan menarik dan tidak bertele-tele. Di akhir setiap pertemuan, saya merangkum saran-saran yang saya terima dari mentor saya dan mencoba menerapkan saran-saran tersebut di pertemuan kami berikutnya. 

Apakah kamu merekomendasikan orang lain untuk mengikuti Program Mentorship Indonesia Mengglobal? Mengapa?

Ya, saya sangat merekomendasikan program ini kepada teman-teman yang berencana melamar beasiswa atau melanjutkan studi di luar negeri. Ada beberapa alasan mengapa saya merekomendasikan program ini.

  1. Program ini menyediakan mentor-mentor yang berkualitas yang diseleksi secara ketat oleh tim mentorship IM. Sebagai mentee, Anda akan dipasangkan dengan mentor yang memiliki latar belakang yang sejalan dengan bidang Anda sehingga Anda memiliki kesempatan untuk menggali lebih jauh mengenai motivasi dan tujuan Anda melanjutkan studi S2 di luar negeri.
  2. Program ini menyediakan modul yang relevan dan terstruktur sesuai dengan kebutuhan pelamar beasiswa/kampus di luar negeri. Setiap minggu akan ada modul berbeda yang harus didiskusikan antara mentor dan mentee sehingga mentee bisa belajar berbagai hal mulai dari menyiapkan esai, berkas-berkas lamaran beasiswa, hingga surat rekomendasi.
  3. Program ini gratis, terbuka bagi umum dan telah memiliki banyak alumni yang sukses meraih beasiswa/studi di kampus-kampus ternama di dunia.

Adakah komentar terakhir atau tips yang ingin kamu bagikan kepada seseorang yang juga berharap untuk mendapatkan beasiswa untuk studi di luar negeri?

  1. Mulailah rencanakan studi kalian dan beasiswa yang ingin kalian raih. Jangan menunda-nunda. Tentukan waktu khusus setiap hari atau setiap minggu dan buatlah komitmen agar di waktu tersebut, kalian tidak diganggu oleh urusan-urusan lain. Gunakan waktu tersebut untuk fokus merencanakan studi dan mulai mencicil berkas pendaftaran studi. 
  2. Bangunlah koneksi dengan alumni dari beasiswa/kampus yang ingin kalian tuju. Jangan takut untuk memulai komunikasi dengan para alumni dan mintalah tips dari mereka agar kalian dapat mempersiapkan berkas-berkas pendaftaran beasiswa/studi dengan lebih baik.
  3. Usahakan membaca website/guidebook/buku panduan beasiswa/kampus yang ingin kalian tuju dengan seksama. Walaupun hal ini terlihat sepele, ketidaktelitian dalam mempersiapkan berkas dapat berujung pada diskualifikasi lamaran kalian dari beasiswa yang ingin kalian raih.
  4. Mulailah menulis esai untuk melamar beasiswa/kampus sedini mungkin. Butuh revisi berkali-kali hingga esai kalian benar-benar ringkas, jelas, menarik, dan juga meyakinkan. Mintalah masukan dari para alumni beasiswa/kampus yang kalian tuju dan jangan menyerah apabila ternyata kalian perlu merevisi banyak hal dari esai tersebut. Gunakan kesempatan tersebut untuk belajar dan memperbaiki kesalahan kalian.
  5. Percayalah bahwa semua orang punya kesempatan untuk meraih studi dan beasiswa ke luar negeri dengan persiapan yang matang dan semangat pantang menyerah.

***

Tahun ini, pendaftaran Program Mentorship dibuka dari 5 April hingga 9 Mei 2021. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi http://bit.ly/mentorship2021bahasa. Untuk mendaftar sebagai mentee, lengkapi formulir di https://tinyurl.com/menteeapplication21.

***

Foto disediakan oleh Jeniar Mooy.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here