Dari Wuhan ke Hokkaido: Perjalanan Meraih Beasiswa Master dan PhD

0
2507

Dulunya bukanlah seseorang yang cemerlang di bidang akademik, tetapi berkat keoptimisan dan kegigihannya, Muhamad Syaifudin (Fudin) berhasil menyelesaikan studi master (M.Sc. in Plant Nutrition) dengan beasiswa HZAU Scholarship di Huazhong Agricultural University, Tiongkok dengan predikat Cum Laude. Tekad yang kuat kini juga mengantarkan dia mendapatkan beasiswa MEXT untuk melanjutkan program doktoralnya (Ph.D. in Bioscience and Chemistry) ke Hokkaido University, Jepang. Berikut lika-liku perjalanan dari kisahnya.

***

Awal cerita

Bukanlah orang yang stand-out dalam dunia akademik, teman-teman sekolah dan sewaktu S1 saya tentu mengetahui hal ini. Kegiatan yang sering saya ikuti condong pada dunia kerelawanan, kepanitiaan acara, dan membangun sebuah komunitas pendidikan. Sayapun juga berkecimpung dalam dunia radio broadcasting sebagai pekerjaan sampingan selama kuliah S1, alhasil sudah dipastikan terlalu banyaknya kegiatan membuat studi kalang kabut. Saat itu bisa dibilang saya merupakan mahasiswa S1 yang lulusnya mendekati periode kelulusan terakhir. Dapat dibayangkan bukan, apakah saya dapat melanjutkan pendidikan tinggi di luar negeri dengan beasiswa? Sebagai lulusan dalam bidang pertanian yang hanya dengan predikat Merit, lulusan terlambat, dan lebih banyak pengalaman di radio broadcasting dan kerelawanan, hal itu menjadi pertanyaan besar.

Menghadiri symposium yang diselenggarakan oleh Huazhong Agricultural University.
Menghadiri symposium yang diselenggarakan oleh Huazhong Agricultural University.

Singkat cerita, akhir 2016 ketika tekad saya ingin melanjutkan studi ke luar negeri berada di puncaknya, disitu saya berfokus untuk menyelesaikan skripsi dan mendaftar kursus TOEFL meskipun masih disibukkan dengan pekerjaan. Saya membuka salah satu folder di laptop yang berisi kumpulan informasi beasiswa yang terhimpun sebelumnya. Saat itu beberapa beasiswa telah membuka lowongan, kemudian saya mencoba mencari beasiswa yang cocok dengan keadaan saya dan pilihan jatuh pada studi ke Tiongkok.

Awal 2017, saya memberanikan diri untuk mengirimkan e-mail kepada salah satu profesor di Huazhong Agricultural University (HZAU), Tiongkok. E-mail tersebut berisi ketertarikan untuk studi dengan profesor tersebut. Saya juga melampirkan CV serta proposal research yang sangat simple. Selang beberapa hari, balasan tiba dan beliau membukakan pintu bagi saya untuk belajar dibawah research group yang dipimpinnya. Kemudian saya meminta surat penerimaan (Letter of Acceptance) sebagai salah satu dokumen yang wajib dimiliki untuk pelamar beasiswa di HZAU. Naasnya, penyelesaian dokumen-dokumen lain membutuhkan waktu lebih lama. Setelah kurang lebih 2 bulan proses, seluruh dokumen dapat terlengkapi namun, beasiswa yang tersedia hanyalah HZAU Scholarship. Padahal, di HZAU terdapat beasiswa yang bervariasi, untuk informasi beasiswanya dapat dilihat di sini.

“Jangan minder untuk melamar beasiswa. Persiapkan dokumen melamar beasiswa se-dini mungkin.”

Setelah dokumen beasiswa terkumpul, saya men-submit ke sistem pendaftaran online kemudian mencetak dan mengirimkannya ke Tiongkok. Sembari menunggu pengumuman, saya menjalani sidang skripsi dan menunggu proses wisuda. Sekitar awal Juli, saya mendapatkan pengumuman dan dinyatakan sebagai “successful candidate HZAU scholarship” untuk fall intake di 2017. Masih lekat di ingatan ketika hari itu saya di wisuda S1 pada pagi hari, sorenya saya berangkat ke Tiongkok untuk menjalani program master (M.Sc. in Plant Nutrition) di Huazhong Agricultural University.

“Ingat, tidak semua beasiswa mewajibkan pelamar harus mempunyai Ijazah atau sudah lulus terlebih dahulu. Ada beberapa beasiswa yang dapat dilamar untuk mahasiswa tingkat akhir atau bisa dikatakan yang akan lulus.”

Dari Wuhan ke Hokkaido: Perjalanan Meraih Beasiswa Master dan PhD
Tradisi foto tahunan bersama research group.

Perkuliahan master dan kehidupan di Tiongkok

Huazhong Agricultural University (HZAU) berada di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok yang mana daerah ini banyak diperbincangkan akhir-akhir ini di penjuru dunia. Wuhan memiliki banyak universitas yang menduduki peringkat atas di Tiongkok. Namun, HZAU sendiri belum sepopuler kampus top dunia lainnya. Meskipun begitu, HZAU berada di 51-100 top dunia untuk Agriculture and Forestry menurut QS World University Rankings by subject tahun 2020. Di 2021, HZAU berada di 25 Top Global untuk Plant and Animal Science, 29 Top Global untuk Agricultural Science, 50 Top Global untuk Biotechnology and Applied Microbiology menurut U.S. News 2021 Best Global Universities Rankings by Subjects. Jurusan di HZAU tidak hanya pertanian, namun juga ada jurusan yang berkaitan seperti teknik, ekonomi, kedokteran hewan, peternakan, kehutanan, perikanan, biologi, kimia, lingkungan, ilmu sosial, dan komunikasi.

Durasi perkuliahan program master di Tiongkok mayoritas antara 2-3 tahun. Khususnya di HZAU, lebih banyak berdurasi 3 tahun terutama bagi mereka yang mempunyai aktivitas di laboratorium seperti jurusan saya. Uniknya, 30 SKS yang menjadi kewajiban untuk parameter kelulusan dapat diambil kapanpun. Pada tahun pertama saya telah menyelesaikan semua perkuliahan wajib dan mempersiapkan untuk penelitian. Penelitian saya dibawah Micro-Element Research Center of Huazhong Agricultural University. Kemudian saya fokus pada penelitian, tesis, dan research paper saya hingga tahun terakhir. Kuliah di HZAU  menawarkan2 pilihan bahasa pengantar kuliah, yaitu pengantar Bahasa Mandarin atau medium English. Saya memilih jurusan yang menggunakan medium English dalam perkuliahannya. Meskipun begitu, saya juga mendapatkan mata kuliah wajib tentang Bahasa Mandarin sebagai bekal kehidupan sehari-hari selama satu semester.

Acara New Year Gala yang selalu diselenggarakan oleh HZAU setiap tahunnya
Acara New Year Gala yang selalu diselenggarakan oleh HZAU setiap tahunnya

Selama kuliah di HZAU saya juga aktif dalam beberapa kegiatan non-akademik dengan tujuan sekedar untuk memperluas pertemanan dengan mahasiswa internasional lain serta mahasiswa lokal dan tentunya untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada mereka. Saya juga tergabung dalam Volunteer Center of the International College (VCIC HZAU) atau bisa disebut juga International Students Union. Pada 2019, saya dianugerahi sebuah penghargaan Recreational and Sports Activities Activist Award oleh HZAU. Saya sangat bersyukur pada waktu itu karena meskipun disibukkan dengan kegiatan laboratorium, namun saya masih dapat menyeimbangkan kehidupan dengan kegiatan-kegiatan non-akademik yang sangat bermakna dalam hidup saya.

“Kepopuleran universitas bukanlah segalanya. Pilihlah universitas yang mempunyai kredibilitas pada keilmuan yang kita minati. Kegiatan non-akademik juga dapat dijadikan ajang perluasan jaringan dan sebagai penyeimbang kehidupan kita.”

Pendaftaran dan proses beasiswa PhD

Akhir 2019 persiapan aplikasi untuk PhD dimulai. Target negara untuk studi doktoral saya saat itu adalah Inggris, Kanada, atau New Zealand. Namun setelah melihat program dan jurusan yang saya inginkan, saya menemukan satu profesor di Hokkaido University, Jepang dan satu profesor di Inggris yang selaras dengan topik penelitian. Akhir bulan September 2019, saya mencoba untuk mengontak profesor di Jepang dan dalam beberapa hari kemudian balasan e-mail tiba. Setelah beberapa kali berkomunikasi, beliau mengajak saya untuk wawancara via Skype sebelum mendapatkan lampu hijau dari beliau dan disarankan untuk mendaftar beasiswa MEXT U to U untuk fall intake 2020. Meskipun saya belum lulus dari program master saat itu, saya memutuskan untuk mendaftar beasiswa MEXT.

Pengontrolan tanaman sampel untuk kebutuhan eksperimen di salah satu green house yang dimiliki Huazhong Agricultural University.
Pengontrolan tanaman sampel untuk kebutuhan eksperimen di salah satu green house yang dimiliki Huazhong Agricultural University.

Awal Desember 2019 memasuki proses seleksi beasiswa MEXT dan saya diwawancara oleh 3 professor via Skype. Syarat lainnya adalah pengumpulan berkas lain yang wajib dikirimkan ke Hokkaido University, Jepang sebelum 31 Desember 2019. Tepat sebelum tahun 2020 dokumen-dokumen aplikasi beasiswa MEXT saya telah diterima oleh profesor di Jepang. Singkat cerita, awal Maret 2020 saya mendapatkan LoA dari Hokkaido University yang dikirimkan ke rumah via pos. Awal Juli 2020 saya mendapatkan sebuah email dari profesor saya yang berisi pengumuman final penerima beasiswa MEXT, dan Alhamdulillah saya termasuk dari lima penerima beasiswa MEXT ini.

“Belajarlah dari pengalamanmu sebelumnya. Manfaatkan peluang-peluang yang ada. Perjuangkan apa yang kamu cita-citakan. Dan selalu impikan, taklukan, dan jangan lupa untuk terus doakan.”


BAGIKAN
Berita sebelumyaWhy and How Black History Month Become Important in the United States
Berita berikutnyaKuliah Master di Lebih dari 2 Negara Eropa dengan Beasiswa Penuh Erasmus+, Bagaimana Caranya?
Muhamad Syaifudin (Fudin), is a student who is interested in plant and environmental science. He has completed a master's program from Huazhong Agricultural University, China (M.Sc. in Plant Nutrition) and will continue his doctoral degree at Hokkaido University, Japan (Ph.D. in Bioscience and Chemistry) intake spring 2021 with a MEXT scholarship. His research concerns plant nutrition and plants in stressful environments. He is very active in volunteering, especially in education and youth development. Fudin is also a former radio announcer at several radio stations in Malang with more than 4 years of experience. Currently, he is developing a podcast called Podcast Podkesan which tells about scholarships and the lives of Indonesian students living abroad.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here