From a banker to be a diver: Cerita Eva Medianti dalam menginisiasi Sahabat Laut Indonesia

0
2882

Berbekal dengan kesenangan terhadap laut dan masyarakat pesisir, kontributor Eva Medianti beserta teman-temannya aktif berkegiatan di Sahabat Laut Indonesia, sebuah gerakan masyarakat pecinta laut. Bertepatan dengan tema “Indonesia Matters : Global Impacts from Within”, berikut cerita dari kontributor Eva Medianti tentang aktivitasnya di dunia youth activism, khususnya Sahabat Laut Indonesia. 


***


Boleh diceritakan tentang sosok dari Eva Medianti dan pekerjaan yang saat ini tengah dilakukan? 

Saya senang travelling dan melakukan berbagai kegiatan outdoor. Saya dibesarkan di keluarga yang menyenangi kegiatan luar ruang, dan telah berkemping sejak saya kecil. Saya mulai mendaki gunung sejak SMA dan mulai menekuni diving sejak di bangku kuliah saat bergabung dengan Mapala UI. Sejak itu hal tersebut memberikan inspirasi bagi saya untuk menekuni pekerjaan saya saat ini yang berhubungan dengan laut. Saya bekerja di RARE, yang merupakan sebuah lembaga konservasi internasional yang berkecimpung di isu laut. Saya saat ini bergabung di tim policy, khususnya yang terkait dengan nelayan kecil dan perikanan skala kecil di Sulawesi Tenggara.

Background pendidikan apa yang sudah ditempuh? Apa yang mendorong Eva untuk terjun ke bidang ini?

Saya menempuh pendidikan sarjana saya di jurusan akuntansi di FEB-UI, saya pun sempat bekerja di bidang yang terkait dengan dunia perbankan dan keuangan. Akan tetapi, kecintaan saya pada laut dan masyarakat pesisir memberikan inspirasi bagi saya untuk mengambil gelar master di bidang terkait. Berbekal kesempatan dari LPDP, saya mengambil Master di bidang International Development Practice dengan stream Sustainable Resource Management di Monash University khususnya yang terkait dengan marine resources.

Lalu sejak kapan berkecimpung di dunia youth activism?

Sejak kuliah S1 saya selalu aktif di berbagai kegiatan kemahasiswaan, pernah menjadi ketua Mapala UI, pernah mengambil bagian dalam kegiatan kemahasiswaan seperti menjadi pengajar pada Sekolah Non-Formal, dan menjadi panitia Agenda UI. Saya juga turut serta dalam kegiatan International Peace Day 2015, dan Rumah Inspiratif di 2016, dan Indonesian Student Discussion Forum 2017.

Mengisi materi di UI
Sahabat Laut Indonesia saat memberi materi di UI

Boleh diceritakan apa itu Sahabat Laut Indonesia?

Sahabat Laut Indonesia adalah gerakan masyarakat pecinta laut indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat atas pentingnya laut bagi kehidupan manusia. Kami memiliki beragam latar belakang profesi dan pendidikan, namun kesamaan kami adalah kami memiliki kepedulian pada laut Indonesia, baik sebagai pejalan, penyelam, nelayan, bahkan guru dan dokter.

Sebagai negara kepulauan, Indonesia merupakan bagian dari segitiga koral dunia yang memiliki keberagaman kehidupan laut. Indonesia memiliki garis pantai terpanjang dan terdiri dari wilayah pesisir dan pulau pulau kecil. Laut Indonesia juga merupakan sumber mata pencaharian, sumber pangan, dan bagian dari ekosistem yang mendukung kehidupan masyarakat. Akan tetapi sayangnya masih banyak orang yang melakukan wisata laut dengan destruktif, menggunakan sampah yang tidak mudah terdaur ulang yang pada akhirnya akan berujung di laut, atau banyak juga yang mengkonsumsi seafood tertentu yang status spesiesnya terancam. Atau bahkan ironisnya bahkan tidak pernah dan tidak berminat melakukan aktivitas apapun di laut.

Apa misi dari kegiatan yang tengah dilakukan?

Mimpi kami adalah mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk memiliki kepedulian akan laut, sehingga laut dan masyarakat dapat hidup berdampingan secara selaras demi generasi mendatang.

Seperti apa target dan sasarannya?

Target kami adalah terus memastikan kegiatannya bergulir, mengajak semakin banyak orang untuk terlibat, dan yang lebih penting adalah dapat mengubah perilaku teman-teman yang bertemu kami menjadi lebih peduli akan laut melalui hal-hal yang real, semisal mengurangi penggunaan plastic, dan mengarahkan traveler menjadi pelaku ekowisata dengan tidak merusak lingkungan destinasi wisata laut.

Siapa yang menginisiasi berjalannya Sahabat Laut Indonesia?

Inisiator Sahabat Laut Indonesia adalah kawan-kawan penyelam Indonesia yang pada saat itu berada di Melbourne, yaitu sahabat-sahabat dari Monash University dan Melbourne University seperti Fidelis Permana Sari, Anggraeni Suryana, Kurniastuti Lestari, dan Made Utari Rimayanti. Serta seorang rekan penyelam Indonesia dari UI, Sri Arini. Namun selanjutnya, setiap anggota yang ikut kemudian (di luar inisiator awal) adalah inisiator dan duta laut bagi masing-masing komunitasnya.

Beach Clean Up - Tidung 2018
Beach Clean Up Tidung 2018

Kapankah pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat luas?

Pertama kali diperkenalkan saat kami melaksanakan Tidung Clean Up yang merupakan bagian dari Clean Up Jakarta Day 2018 dibulan September 2018 yang lalu. Kami bekerja sama dengan 1000 Islands 1000 stories serta Yayasan Jejak Seribu untuk memberikan sesi kelas di SMK 61 Perikanan Pulau Seribu yang dilanjutkan dengan melakukan Beach Clean Up di lokasi yang sama.

Apa yang telah dilakukan Sahabat Laut Indonesia hingga saat ini? Apa saja bentuk kontribusinya?

Kami melakukan sesi kelas dimana kami menyampaikan dan menyebarkan hal-hal yang menarik tentang laut Indonesia dan kami mengajak siapapun untuk peduli terhadap laut Indonesia. Kami mengisi materi di berbagai komunitas, seperti mengisi beberapa kelas dengan komunitas penyelam mahasiswa UMK Kendari, kelompok penyelam mahasiswa di Mapala UI, anak-anak usia SD di homeschooling di Jakarta Pusat dan di Jakarta Timur, TK dan SD di Sekolah Harapan Bangsa di Jakarta Selatan, SDK Debora di Banjarnegara, bahkan sharing dengan ibu-ibu arisan di Tangerang Selatan. Kami juga melakukan kampanye pengurangan sampah dalam road trip di Desa Megati, Bali. Kami juga kerap melalukan diskusi baik offline maupun online terkait isu-isu laut, seperti dampak perubahan iklim, kesehatan bagi masyarakat pesisir, dampak sampah plastic terhadap laut, biota-biota laut, dan tentunya tujuan traveling baik snorkeling, diving, maupun ekowisata lainnya di laut Indonesia.

Kegitan dengan siswa di Banjarnegara
Mengenalkan tentang laut Indonesia kepada siswa – siswa SD di Banjarnegara

Bagaimana respon publik terhadap jalannya Sahabat Laut Indonesia?

Kami menilai respon publik cukup positif, dimana beberapa ajakan sharing berlanjut menjadi sesi lapangan, seperti kunjungan ke Pelabuhan Sunda Kelapa. Kemudian beberapa berlanjut menjadi komitmen yang real, seperti kesepakatan untuk tidak menggunakan kemasan sekali pakai dalam kegiatan arisan, komitmen untuk ikut serta menjadi anggota bank sampah di Bali. Akan tetapi apabila kami mengharapkan sebuah perubahan perilaku, terdapat tahapan panjang yang harus dilalui. Tentunya hal ini bukan hal yang mudah, meskipun juga bukan hal yang mustahil.

Apa hambatan dalam menjalankan Sahabat Laut Indonesia dan bagaimana strategi dari masing – masing orang dalam team untuk menyelesaikan masalah?

Hambatan utama dari kegiatan ini adalah waktu yang dimiliki tiap-tiap anggota/Sahabat. Karena tawaran permintaan untuk mengisi sesi di berbagai komunitas selalu muncul, tetapi kami memiliki keterbatasan Sahabat Laut dan waktu dari tiap-tiap Sahabat Laut. Kami berusaha berkordinasi dan saling mengisi kekosongan, serta mengatur jadwal sesi secara fleksibel tergantung dari kesediaan pemateri. Kami juga kerap mengalami kesulitan berkordinasi karena walaupun jumlah kami sedikit namun kami tersebar di berbagai wilayah, seperti Jabodetabek, Jawa Tengah, Bali, dan bahkan Melbourne.

Menurut Anda, di era digital/millenial semacam ini bagaimana peran anak muda dan youth activism bagi perubahan positif di Indonesia?

Menurut saya, hal ini sangat penting. Kampanye-kampanye secara offline harus didukung oleh kampanye-kampanye online. Karena kampanye online ini memberikan pengaruh yang lebih luas. Meskipun kami percaya bahwa kampanye secara offline tetap memiliki level of depth tertentu yang dapat membekas untuk menjadi landasan munculnya cikal bakal perubahan perilaku.

***

Sumber foto: Eva Medianti 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here