Aryani Paramita: NTU Computer Science Valedictorian, From Humble Beginnings to Graduation

0
3498

Pernahkah kamu berpikir, apakah untuk menjadi seseorang yang terbaik di bidangnya, kita harus terlahir dari suatu kelompok tertentu, keluarga tertentu, dari kalangan tertentu yang memiliki kemampuan khusus untuk menjadi yang terbaik? What if we told you that even from the humblest beginnings, you can achieve great things?

Inilah yang akan menjadi bahan article Indonesia Mengglobal dalam kesempatan ini. Kali ini, tim Indonesia Mengglobal bersana Aryani Paramita, seorang Valedictorian, atau seseorang yang dipilih dari fakultas dimana sesorang menempuh kuliahnya untuk mengucapkan farewell speech, karena merupakan seseorang yang menjadi contoh bagus karena telah berkontribusi bagi lingkungan di mana dia menempuh studinya.

Kita akan mengupas pertanyaan “What does it take to be great?”, dan apa yang bisa rekan-rekan aspiring diaspora Indonesia Mengglobal lakukan to achieve great things!

From the humble beginnings

Pertama kali masuk ke NTU, kemampuan bahasa inggris Aryani sangat terbatas. Dia bersusah payah mengarungi awal-awal perjalanan di NTU dengan bergantung dengan bantuan website alih bahasa seperti Google Translate. “Satu semester, aku selalu sedikit-sedikit buka Google Translate; mau mengurus keperluan administrasi, mikir dulu mau bicara apa dengan ibu pengurusnya. Apa lagi kalau sudah quiz, di awal-awal aku kira aku tidak bisa mengerjakan soal yang ditanyakan, tapi setelah aku cek, ternyata aku sebenarnya bisa mengerjakan soalnya, hanya gak paham bahasanya saja!”, ucap Aryani.

Seiring berjalanya waktu, Aryani selalu mengasah kemampuan bahasa inggris, speech dan public speaking nya. Pucuk dicinta ulam tiba, munculah sesosok tokoh yang menjadi motivasi Aryani untuk belajar bahasa inggris. Aryani menemukan sesosok senior yang merupakan ketua persatuan mahasiswa di fakultasnya waktu itu. Dan sesosok senior itulah yang juga mengasah kemampuan berbicara, bersosialisasi, leadership, dan ketekunan untuk mengatasi segala masalah yang membawa Aryani menuju apa yang dia tuju.

Aryani sekarang bekerja sebagai Management Associate di Singtel, perusahaan telekomunikasi terbesar di singapura. Sebelum Aryani meniti karir di Singtel, Aryani juga pernah bekerja di beberapa perusahaan ternama seperti JPMorgan Chase & Co, Singapore Airlines, dan NXP Semiconductors.

“Kenapa aku memilih karir sebagai Management Associate? Karena pekerjaan itu memberikan aku balance antara ilmu IT yang sudah aku pelajari dengan bisnis, dimana aku bisa mengembangkan kemampuan berkomunikasi, kepemimpinan, dan problem solving. Namun, bukan berarti masuk ke manajemen berarti aku meninggalkan ilmu yang sudah aku pelajari semasa kuliah. Selama kerja, aku sudah membantu perusahaan dengan membuat automation di beberapa bidang yang aku kerjakan, Write a piece a code, make the work more efficient, and bring impact to the work that I do!”, kata Aryani.

Aryani Paramita
Aryani Paramita

When you think of the word “successful”, who’s the first person who comes in your mind and why?

Orang yang paling sukses menurut Aryani bukan orang yang memiliki harta ataupun kedudukan jabatan yang tinggi. “Orang yang sukses menurut aku adalah Ibuku, karena untuk mengatur kehidupan rumah tangga yang dinamis, dengan tuntutan karir dan kewajiban untuk mengatur keluarga dan anak tanpa menunjukan rasa lelah, stress, maupun marah-marah, itu merupakan hal yang sangat luar biasa bagiku”, ucap Aryani.

What is something you believe that other people think is insane?

“If you think is worth it, do it with all your heart! Jangan setengah-setengah. Seringkali kita memiliki banyak ide yang bagus, banyak sekali hal yang ingin kita coba untuk explore. Namun begitu ada tantangan untuk mencapai tujuan kita, seringkali kita merasa lelah dan tidak mau lanjut. Kadang orang lain merasa kalau kita mencoba sesuatu dan terus melakukanya, hal itu terdengar aneh dan wasting time. Tapi aku percaya bahwa kita bisa fokus ke salah satu ide kita, try to focus, dan persevere. Give our all fully at our goals!”

Hobbies and things that keeps you going

“Aku punya hobby yang unik, dan seharusnya orang memiliki hobby yang unik yang set themselves apart from the crowd” ujar Aryani. Tidak seperti pandangan umum orang dimana belajar setiap hari merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan untuk dapat menjadi seorang valedictorian, Aryani memiliki hobby bermain game di waktu luangnya. Tetris merupakan salah satu game favorite Aryani di waktu luang, dan juga untuk melepas penat dikala lika-liku pembelajaran di NTU.

“Walaupun aku tidak terlalu hobi membaca, namun aku sangat merasa bahwa selain hobi yang kamu tekuni, kamu juga harus rajin membaca. Membaca tidak harus dalam bentuk buku yang tebal setiap hari, membaca website pengetahuan berisi artikel dapat menambah wawasan kamu juga, dan self-improvement dan continous learning sangatlah penting di era global yang sangat cepat ini.”

What is the best or most worthwhile investment you’ve made? Could be an investment of money, time, energy or other resource. How did you decide to make that investment?

Satu hal yang menjadi investment terbaik Aryani adalah belajar komputer di waktu kelas lima SD, dimana Aryani berani mencoba sesuatu yang menarik, something interesting and something that you’re curious about. 

“Waktu itu aku belajar komputer, mulai dari dasar-dasar komputer dan berbagai cara untuk membuat program dasar di Microsoft Excel, tapi bukan berarti aku harus mewajibkan untuk les komputer, lho! Curiousity and the courage to try something new, and turn it to tangible actions. Itu merupakan investment yang terbaik yang aku lakukan”, ujar Aryani.

What advice would you give to your younger self and to others that would start their university journey?

“Untuk my younger self, cobalah untuk mencoba hal-hal yang berbeda dari yang biasa kamu lakukan, misalnya mencoba bermain musik. Bermain musik sangatlah cool dan dari musik kamu juga dapat melatih otak kanan kamu yang kreatif.

Untuk kawula muda yang akan menempuh perjalanan di perguruan tinggi, jangan habiskan waktu kamu hanya untuk belajar. Explore many different things, dan jangan hanya asal ikut sesuatu karena orang lain, dan jangan suka ikut-ikutan. Cobalah sesuatu yang berbeda dan unik, karena pengalaman inilah yang menjadi bekalmu dikemudian hari. After all, university is the best time to explore different things that you wouldn’t be able to do once you go to work and entering adulthood

How has a failure, or apparent failure, set you up for later success? Or, do you have a favorite failure of yours? 

Salah satu “kegagalan” yang melekat di hidup Aryani adalah ketika dia berada di tahun pertama di NTU dan mencoba untuk mendaftarkan diri menjadi ketua organisasi mahasiswa. “Waktu itu aku sedang mencalonkan diri untuk menjadi ketua bagian di salah satu organisasi mahasiswa di NTU, dan kita diwajibkan untuk memberikan speech dan rally. I was shocked, I didn’t prepare well, and it went terribly wrong”, ujar Aryani, dan semenjak itu dia menjadi agak takut apabila harus berbicara di depan umum. 

Namun akhirnya dia pun sadar, bahwa kita harus overcome our fears. Selalu tanyakan “apa yang bisa aku perbaiki untuk menjadi orang yang lebih baik?” Selalu percaya bahwa tidak ada yang tidak bisa kita lakukan, percaya bahwa kita bisa, dan dengan penuh usaha kita pasti bisa mendapatkannya. Berapa lama dan berapa banyak usaha yang kamu lakukan sangatlah penting, dan jangan takut akan kegagalan. An expert was once a beginner.

Any suggestion or request for my audience? Any parting words?

Work hard dan juga play hard! Jangan hanya habiskan waktumu untuk kerja atau beajar saja, tapi juga tekuni apa yang kamu sukai. Folow your inner voice, don’t think too much of what other people think of you. Ikuti apa yang kamu sukai, dan tekuni sampai kamu menjadi yang terbaik!


BAGIKAN
Berita sebelumyaNetworking: Investment for Your Future
Berita berikutnyaFrom Piaget to J.K. Rowling: Why Changing Majors Is Worth the Struggle
Ignatius Aditya is an Alumni and Contributor of Indonesia Mengglobal. He was the former Mentorship Director as well as the Content director and Columnist for Asia, Middle East, and Africa for Indonesia Mengglobal since 2017. With over 5 years of experience in the space and professionally in Financial Services (Corporate and Investment Banking with an American Bank), he brings a wealth of experience in Financial Literacy, Global International Payments, Asian higher education system, global executive professional education, as well as distance-based learning, for both STEM and Business areas. He's a proud alumnus of Nanyang Technological University Singapore, a recipient Harvard Business School of Credential of Readiness and a Chartered Financial Analyst (CFA). Aditya was born and raised in Solo and is now a Singapore Permanent Resident.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here