Bagaimana Cara Kuliah ke Jepang?

1
2031

DSCF4380

Suatu hari, sebuah pesan masuk ke handphone saya, “Kak, gimana sih caranya kuliah ke Jepang?” Sungguh, jawaban dari kalimat tersebut tidak cukup satu-dua baris, karena prosesnya panjang dan tidak mungkin saya jelaskan secara detail satu persatu melalui pesan singkat. Kemudian saya pancing kembali berharap pertanyaannya menjadi lebih spesifik. Misalnya mau kampus mana atau jurusan apa, karena persyaratan setiap universitas berbeda-beda.

Pertanyaan seperti itu, beberapa kali saya terima di ke kotak masuk saya.

Jadi, artikel ini akan berusaha menjawab pertanyaan tersebut, mengenai proses bagaimana saya bisa kuliah di Jepang, khususnya tentang persiapan dan langkah pendaftaran kuliah di universitas Jepang yang saya lalui.

  1. Luruskan Niat

Saya mendefinisikan niat sebagai motivasi. Ketika ada kesulitan atau hambatan dalam kuliah maupun hidup di Jepang nanti, yang kita bisa ingat lagi adalah niat kita dulu kenapa ingin kuliah di Jepang. Saat kita terpuruk karena susahnya materi kuliah atau kegagalan riset berkali-kali, hal yang bisa membangunkan kita lagi adalah niat kita sekolah di Jepang. Intinya niat itu yang menjadi pegangan kita nanti. Karena itu, sebelum memulai proses menuju ke Jepang,definisikan dan mantapkan lebih dulu niat apa yang membawamu memulai perjalanan ini.

  1. Siapkan CV + Transkrip + Sertifikat Bahasa

Bisa dibilang, tiga dokumen di atas adalah dokumen dasar yang selalu dibutuhkan saat mendaftar kuliah. Pertama, CV dibutuhkan saat mendaftar kepada profesor. Tak jarang pula mereka akan meminta transkrip untuk melihat hasil akademik kita. Cobalah untuk membuat CV yang bagus dari segi konten maupun desain. Melalui browsing, banyak sekali contoh-contoh CV yang bisa dijadikan referensi. Sebagai bahan pertimbangan, teman-teman bisa melihat CV saya di link berikut. Semoga bisa memberikan sudut pandang baru dalam membuat CV.

Kedua, sertifikat bahasa. Untuk bisa berkuliah di Tokyo Institute of Technology, saya hanya memerlukan sertifikat Bahasa Inggris karena saya mendaftar program internasional. Namun bagi teman-teman yang mendaftar program non-internasional, ada kemungkinan universitas yang bersangkutan akan meminta sertifikat kemampuan berbahasa Jepang. Sertifikat Bahasa Inggris bisa berupa TOEFL-iBT, IELTS, maupun TOEIC. Nah, di sini lah keuntungan mendaftar di universitas Jepang. Sebagian besar universitas masih memperbolehkan TOEIC dengan skor di atas 750. Kenapa untung? Selain karena biaya tes yang murah, tingkat kesulitan TOEIC juga relatif dibawah IELTS dan TOEFL-iBT.

  1. Cari Professor Sesuai Tema Riset

Proses pendaftaran kuliah di Jepang sedikit berbeda dengan negara lain, di mana mahasiswa harus ‘melamar’ professor di universitas yang dituju agar mau menjadi supervisor kita. Setelah mendapatkan lampu hijau dan professor tersebut mau menerima kita sebagai mahasiswa bimbingannya sebelum melanjutkan ke tahapan seleksi universitas.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat mengirim email kepada professor.

Terkait menulis email untuk profesor, harus kita perhatikan etika dan cara penulisan. Bagaimana pun, mereka adalah akademisi profesional. Ketika menulis email, mulailah dengan perkenalan diri, lalu jurusan dan tempat kuliah sebelumnya. Kemudian, sampaikan bagaimana teman-teman bisa mendapat email profesor tersebut. Misalnya dari website laboratorium (umumnya lab di Jepang memiliki website masing-masing) atau melalui seminar yang diadakan oleh universitas tersebut. Utarakan pula alasan teman-teman mengapa ingin menjadi mahasiswa di bawah bimbingan profesor tersebut. Misal, setelah melihat tema riset di lab beliau, kalian jadi tertarik dengan topik yang diteliti beliau. Bisa juga karena risetnya sesuai dengan latar belakang kalian saat kuliah S1.

Mengapa saya sarankan mencari profesor yang risetnya sesuai dengan keinginan kita? Karena kalian akan menghabiskan banyak waktu dan tenaga di lab, maka pilihlah yang benar-benar sesuai dengan bidang yang kalian geluti atau minati.

Sebagai gambaran, silabean cek link berikut ini.

  1. Ikuti Prosedur Pendaftaran Kampus

Setelah mendapat lampu hijau dari profesor, langkah selanjutnya adalah menyiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk pendaftaran kampus. Saat saya mendaftar, dokumen yang diperlukan meliputi sertifikat bahasa, fotokopi ijazah yang terlegalisir, research plan, dan surat rekomendasi dari fakultas (resmi berkop). Tergantung di mana kalian mendaftar, mungkin ada beberapa formulir lainnya yang perlu kalian isi. Waktu itu, saya diminta untuk mengirimkan semua berkas melalui airmail alias melalui pos. Jadi pastikan betul-betul dokumen kalian lengkap ya. Sering-sering pantau website universitas agar tidak terlewat deadline waktu pendaftaran.

  1. Berdoa dan Minta Restu Orang Tua

Setelah semua usaha yang kalian lakukan, berdoalah dan minta restu orangtua. Ini penting sekali, karena percayalah doa orangtua itu akan sangat berarti. Sembari menunggu pengumuman, kamu bisa sibukkan melakukan hal-hal lain. Kalau saya waktu itu memilih kerja walaupun toh akhirnya 6 bulan kemudian resign. Apapun hasilnya, tetaplah bersyukur. Kalaupun gagal, bangkit dan coba kesempatan lain,entah di universitas yang sama atau berbeda. Insya Allah akan selalu ada jalan bagi siapapun yang berusaha.

Selamat menjemput cita-cita!

DSCF5403

1 KOMENTAR

  1. mau nanya mbak.. untuk mengajukan lamaran S2 kepada professornya harus sudah lulus S1, atau tetap bisa melamar walaupun masih menjadi kuliah s1 ?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here