Tips Hemat dan Perkiraan Budget Tinggal di Denmark

2
6486

Tinggal dan kuliah di luar negeri itu memang mahal, jauh lebih mahal dari di Indonesia. Di Denmark apalagi – reputasi Scandinavia sebagai kumpulan negara sejahtera tapi apa-apa mahal pun sudah lumayan mendunia. Menurut saya, Denmark itu termasuk negara dengan biaya hidup paling mahal se-dunia. Negara dengan biaya hidup lebih mahal dari Denmark itu mungkin hanya Norwegia dan Swiss, saya rasa. Lalu bagaimana caranya supaya bisa merasakan hidup nyaman, damai, sejahtera di Denmark tanpa menguras kantong? Dan berapa perkiraan budget bulanan di Denmark? Simak artikel cara super hemat di bawah ini berdasarkan pengalaman saya pribadi.

  1. Tempat tinggal/apartemen

Di kota tempat saya tinggal, Aarhus, biaya sewa kamar per bulan rata-rata adalah sekitar DKK 3.000 / Rp 6 juta. Sebenarnya biaya sewa di Denmark itu masih mahal rata-rata, bukan mahal luar biasa (dibandingkan London atau Paris). Tapi… apartemen di Denmark itu 95% kosongan alias tidak ada perabot dan lampu sama sekali. Kabar baiknya adalah, ada cara menghemat untuk biaya sewa tempat tinggal, seperti hindari tempat tinggal di pusat kota, karena harganya pasti super mahal (kecuali kamarnya super duper kecil). Dengan berpindah incaran ke daerah dengan lokasi 15-30 menit dari pusat kota, kamu bisa mendapatkan kamar dengan biaya sewa 30-60% lebih murah. Selain itu, meskipun di Denmark IKEA sangat populer dengan koleksi perabot yang terjangkau, ada cara yang lebih murah lagi dari IKEA, yaitu dengan hunting perabot gratisan atau perabot bekas harga miring. Di banyak kota di Denmark, ada grup Facebook khusus yang berisi orang-orang memposting barang tidak terpakai lagi dan diberikan secara cuma-cuma, dari TV, kasur, sampai mangkok dan piring. Ada juga grup Facebook dan website yang berisi barang-barang bekas, dari furnitur, elektronik, sampai pakaian. Peminatnya banyak, dan percaya atau tidak, orang lokal pun tidak ada yang malu kalau beli perabot bekas. Barang-barang bekas yang dijual sering kali masih seperti baru, lho. Alasan mereka menjual perabot bekas itu bukan karena sudah jelek, melainkan biasanya karena pindah apartemen, kota, atau renovasi saja.

 

  1. Makanan

Kalau keseringan dining out di Denmark, dijamin kantong pasti bolong, lha wong beli saus sachet di Burger King saja tidak gratis. Tapi kalau sekali-kali boleh dong, biar refreshing dan cari pengalaman. Harga dining out untuk satu orang menu makan sederhana rata-rata adalah sekitar DKK 100 / Rp 200 ribu. Ini menu sederhana, lho. Ada juga menu buffet makan siang yang harganya di bawah DKK 100 di beberapa restauran (pasti ada di kota besar – makanya kamu harus gaul supaya bisa tahu). Kalau mau lebih murah lagi, beli China box yang harganya bisa sekitar DKK 35/ Rp 70 ribu per porsi. Namun, yang paling murah tentunya adalah masak sendiri. Semenjak pindah ke Denmark, saya sering masak dan jadi lumayan jago masak, lho (terbukti dari testimoni teman-teman dan konsumer warung makan). Tapi poin utama saya bukan tentang jago masak, melainkan dengan beli bahan makanan dan masak sendiri, kamu bisa menghemat pengeluaran berlipat-lipat dan lebih murah dari beli makanan di kantin kampus. Kalau kata saya, menu makanan kantin kampus itu membosankan, dan tidak murah pula – kecuali kamu penggemar sandwich dan salad dingin. Kabar baiknya, di Denmark kamu masih bisa membeli Indomie di Asian supermarket. Satu trip menghemat lagi. Kalau kamu suka beli roti, di bakery supermarket tertentu memberikan diskon 50% untuk semua roti setiap hari setelah jam 20.00. Apakah ada makanan yang murah di Denmark? Yes! Kalau kamu pecinta dairy product, Denmark adalah surganya dan harganya relatif murah. Untuk 1L susu, harganya lebih murah dari 500mL air mineral. Believe it or not.

 

  1. Transportasi

Transportasi umum harian di Denmark itu luar biasa mahal dan bisa jadi ini salah satu anggota ‘daftar termahal’ yang Denmark punya. Untuk naik bis kota/metro ‘single trip’ harganya DKK 24 / Rp 48.000. Kurang mahal apa coba? Karena hal ini, makanya banyak orang yang bepergian menggunakan sepeda. Yang mengantar anak ke sekolah pakai sepeda juga banyak. Sampai-sampai, di Copenhagen, jumlah sepeda melebihi jumlah manusianya, lho. Buat yang tidak suka naik sepeda, kartu bus bulanan akan jauh lebih murah. Di Aarhus, harga kartu bus bulanan 2 zona adalah DKK 375 / Rp 750 ribu.

 

Denmark2

  1. Pakaian

Harga pakaian baru di Denmark itu harganya selangit, belum lagi jumlah brand internasional “middle-class” yang beredar sangat terbatas (dengar-dengar akibat pajak yang mahal). Kalau mau baju baru branded harga murah, belilah secara online atau tunggu sampai summer sale. Situs yang saya gunakan untuk membeli baju branded murah di Denmark adalah www.zalando-lounge.com diskonnya bisa lebih dari 50%. Saya membeli sepatu Nike di situs tersebut, model baru hanya sekitar Rp 500 ribu / DKK 250. Banyak juga teman-teman orang lokal yang membeli baju di ASOS (pengiriman dari Inggris – tapi biaya ongkir gratis). Nah, sekarang ketahuan kan kalau baju di Denmark lebih mahal dari Inggris? Trik lain adalah berburu baju “second hand”. Baik orang asing maupun orang lokal, terutama wanita rajin hunting hal satu ini. Sampai-sampai ada bazaar baju bekas rutin tiap bulan/tiap minggu di banyak lokasi. Seperti halnya perabot bekas, baju bekas dijual bukan karena sudah bobrok atau jelek, melainkan karena pemiliknya kebanyakan baju, mau pindahan, atau bosan saja.

  1. Hiburan

Kalau di Indonesia pergi ke bioskop setiap akhir pekan adalah rutinitas, jangan harap hal itu bisa terjadi di Denmark. Harga karcis bioskop 2D di Denmark terlalu ekstrim mahalnya (bisa mencapai DKK 90 / Rp 180 ribu per tiket). Jadi, kebanyakan orang (termasuk orang lokal kantoran) jarang-jarang pergi ke bioskop dan lebih menikmati home cinema. Netflix di Denmark bisa jadi alternatif terutama bagi penggemar film series. Setahu saya, orang lokal di sini yang berlangganan Netflix banyak. Bagi yang doyan party, harga alkohol di Denmark, percaya atau tidak, lebih murah dari Indonesia. Mungkin juga ini jadi salah satu faktor pendukung utama mengapa di Denmark anak-anak muda hiburan utamanya ya party, bisa ke club atau party di rumah. Say goodbye to dinner cantik dan bioskop setiap weekend deh, kalau mau hidup hemat di Denmark.

Kabar baiknya, taman kota dan perpustakaan di Denmark itu super cantik. Makanya banyak orang juga yang hang out dengan ketemuan di taman atau perpustakaan kota. Perpustakaan kota di Aarhus (namanya DOKK1) baru saja mendapat penghargaan sebagai perpustakaan kota baru terbaik di dunia, lho. Fasilitasnya super lengkap, dari ruang belajar bisu/silent, taman bermain anak, komputer, ruang anak, sampai board games, yang tentu saja semuanya gratis!

Semoga tips di atas berguna, ya. Kalau ada pertanyaan, boleh comment di bawah atau email saya di: ethenia@live.com


BAGIKAN
Berita sebelumyaUnderstanding Indonesia through the Australian Lens
Berita berikutnyaMenjadi Duta Bangsa di USA CGSC
Ethenia is a Master's student in Aarhus University, Denmark. Currently she is taking MA in Corporate Communication in the final year. Before embarking a Master's degree, she worked in Jakarta in several companies for some years, ranging from advertising agencies, StartUp, and government institution. In her spare time, she enjoys traveling, dancing, participating in some voluntary activities, attending networking events, and writing stories. You could check her blog at http://www.vividinblur.blogspot.com to know more about life in Denmark.

2 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here