Belajar Mandarin di Universitas Terbaik di Shanghai

1
7262

Belajar bahasa Mandarin ke negeri Cina merupakan salah satu fenomena di Indonesia terutama bagi para pelajar yang telah lulus kuliah. Jujur saja saya mendapati banyak dari pelajar yang bingung akan apa yang akan dilakukan setelah lulus kuliah, antara ingin melanjutkan pendidikan jenjang selanjutnya, bekerja, atau belajar bahasa asing dan ternyata tak sedikit juga yang akhirnya menentukan pilihan untuk belajar bahasa Mandarin ke Negeri Tirai Bambu.

Mengapa Memilih Bahasa Mandarin?

Secara pribadi ketika masih duduk di bangku sekolah dulu, saya paling anti untuk mendengarkan apalagi belajar bahasa Mandarin. Setiap ada lagu Mandarin di radio atau film Mandarin di TV, saya selalu segera mengganti channel. Karena saya waktu itu menganggap kalau bahasa Mandarin tidak penting dan sangat susah untuk dipelajari.

Memasuki bangku kuliah semester 7, saya mulai iseng-iseng untuk membuka lowongan pekerjaan dan ternyata saya mendapati bahwa beberapa perusahaan menuliskan kriteria penguasaan bahasa Mandarin diperlukan untuk melamar pekerjaan. Mulai saat itu saya mulai sadar bahwa kemajuan Cina yang sangat pesat membawa dampak bagi masyarakat dunia termasuk Indonesia. Perkembangan Cina yang luar biasa secara tidak langsung mengangkat bahasa dan budaya dari bangsa tersebut. Setelah itu saya bertekad untuk menguasai bahasa yang cukup menantang ini dan memutuskan untuk hijrah ke negeri Cina, tepatnya di kota Shanghai untuk menimba ilmu.

Mengapa Memilih Shanghai?

Shanghai sebagai kota metropolis dan financial hub tentunya sangat menarik bagi orang asing yang dinamis termasuk saya. Selain memiliki atmosfer internasional, penduduk yang multikultural, dan standar kehidupan yang di atas rata-rata, Shanghai juga memiliki  kesempatan kerja yang berlimpah karena banyaknya perusahaan internasional yang membuka cabang di sana. Selain itu, Shanghai juga memberikan banyak pilihan untuk orang yang tinggal di kota tersebut, seperti pemilihan makanan sehari-hari dan rumah tinggal. Ada berbagai macam pilihan mulai dengan harga yang terjangkau hingga harga yang mahal sehingga bisa disesuaikan menurut budget masing-masing. Alasan-alasan tersebut yang akhirnya membuat saya merasa yakin bahwa Shanghai adalah kota yang tepat untuk saya untuk belajar Mandarin. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampui. Selain belajar, saya juga bisa menjalin koneksi bisnis, mencari pengalaman kerja, dan hidup nyaman sesuai dengan budget.

Pertanyaan yang sering dilontarkan kepada saya selain mengapa memilih Shanghai dari semua kota yang ada di Cina, yakni mengapa Fudan University? Namanya yang jarang didengar di Indonesia sebagai universitas tujuan belajar bahasa Mandarin membuat orang bertanya apa spesialnya dari universitas yang didirikan tahun 1905 tersebut.

Jawabannya sederhana, karena memang Fudan University dikategorikan sebagai universitas yang terbaik di Shanghai. Seperti berdasarkan QS World University Ranking, Fudan University menempati posisi nomor 3 di Cina tepat di bawah Tsinghua University dan Peking University yang berlokasi di Beijing. Untuk kualitas yang pasti tidak diragukan lagi dan secara tidak langsung, nama universitas yang baik akan menjadi poin plus dalam resume ketika mencari pekerjaan di kemudian hari.

Alasan kuat lainnya adalah karena memang di Fudan University memiliki partnership dengan lebih dari 200 universitas di dunia seperti Harvard University, National University of Singapore, dan Yale University, sehingga bermanfaat untuk menambah teman atau koneksi dari negara lain dan saling mengenal budaya satu sama lain. Terbukti ternyata tidak sedikit orang Amerika, Eropa, Afrika dan lain sebagainya menuntut ilmu di Cina dengan belajar bahasa Mandarin serta etika berbisnis dengan orang Cina.

Apabila ingin mendaftar untuk belajar bahasa di Fudan University, caranya mudah, pembaca IM langsung saja membuka website dari Fudan University dan mendaftar secara online. Website-nya dilengkapi dengan bahasa Inggris untuk memudahkan pelajar asing yang ingin mendaftar ke universitas tersebut.

Menjadi Pelajar di Negeri Tirai Bambu

Belajar Mandarin di Universitas Terbaik di Shanghai
With our Chinese teacher

Tipikal kegiatan sehari-hari ketika belajar di Shanghai tergantung kelas dan timetable yang diambil, rata-rata untuk kelas reguler 20 jam/minggu dan untuk kelas intensif 30-36 jam/minggu. Setelah itu, pelajar bebas untuk beraktivitas sesuai dengan hobi masing-masing. Ada dari sebagian teman yang mengikuti tambahan ekstrakurikuler di universitas seperti kegiatan olahraga, kaligrafi, dan lain sebagainya. Bahkan untuk mencapai hasil yang lebih maksimal, ada juga yang menambah kursus Mandarin di malam hari. Untuk yang suka bergaul, biasanya pergi bersama teman-teman untuk mendatangi objek wisata tertentu ataupun wisata kuliner.

Saya sepertinya masuk dalam kategori yang ketiga. Saya bergaul dengan siapa saja mulai dari pelajar asing, Indonesia, ataupun dengan orang lokal. Demi kemajuan bahasa Mandarin pun, saya meluangkan waktu minimum sekali seminggu untuk makan bersama ataupun ke tempat wisata dengan Mandarin-speaker. Saya merasakan banyak sekali manfaat ketika bergaul seperti mengerti lebih lanjut tentang budaya Cina, adat keluarga, makan, etika bekerja, dan bahkan saya juga mendapat keuntungan untuk mengerti bahasa slang Mandarin yang digunakan sehari-hari yang tidak diajarkan di universitas.

Saya mengambil total 2 semester untuk belajar Mandarin. Saat memasuki semester kedua, saya mulai mencari dan melihat lowongan pekerjaan serta menggunakan koneksi untuk mencari pekerjaan yang saya inginkan. Peningkatan kemampuan bahasa sampai ke business proficiency sangatlah penting apabila ingin bekerja di perusahaan yang membutuhkan bahasa Mandarin sebagai syarat. Apalagi dengan hanya setahun mempelajari bahasa Mandarin, itu belum cukup untuk bisa berdialog mengenai dunia bisnis atau membaca koran dalam bahasa Mandarin.

Akhirnya setelah berjuang mengirim resume dan melakukan interview selama beberapa bulan, saya mendapat pekerjaan yang saya sukai di bidang konsultan magang tepat ketika semester kedua selesai. Yang dulunya saya tidak pernah berpikir akan tinggal dan belajar bahasa yang rumit ini, akhinya saya menghabiskan waktu kurang lebih 3 tahun di negeri Cina. Yang awalnya saat interview perusahaan saya cukup terbata-bata menjawab pertanyaan dari manajer perusahaan dalam bahasa Mandarin, terbukti bahwa setelah 2 tahun bekerja di perusahaan tersebut, bahasa Mandarin saya meningkat pesat karena mau tidak mau saya harus bisa mengikuti bahasa yang digunakan di kantor dan berkomunikasi dengan kolega menggunakan bahasa Mandarin.

Apabila pembaca IM berkesempatan untuk belajar ke negeri Cina, saya menyarankan untuk mempergunakan waktu dengan efektif untuk benar-benar mempelajari bahasa Mandarin dan mencari koneksi bisnis yang bisa bermanfaat di kemudian hari. Paling tidak, setelah belajar bahasa dan mengikuti test HSK (Chinese Proficiency Test), bisa mendapatkan HSK 5 (HSK level 1 sampai 6) yang notabene adalah standar kemampuan bahasa Mandarin yang digunakan untuk melamar pekerjaan. Jangan lupa untuk memilih universitas yang bagus, bergaul dengan orang yang berbahasa Mandarin, dan mencari tempat magang atau pekerjaan full time setelah lulus akan sangat bermanfaat bagi kemampuan Mandarin pembaca sekalian.

Terus pertahankan kemampuan bahasa Mandarin ketika sudah pulang ke Indonesia, selalu keep in touch dengan teman-teman di luar negeri yang berbahasa Mandarin, mengikuti kursus, atau menonton film/mendengarkan radio berbahasa Mandarin, karena dijamin akan membawa dampak positif untuk karir ke depan terlebih ketika kita harus bersaing dengan bangsa lain di MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) ini.

 

1 KOMENTAR

  1. Hi ,saya rencana tahun depan stlh lulus kuliah mau kesana nih untuk belajar mandarin, apakah ada rekomendasi universitas yg harus sy apply?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here